
PROBLEM solving dan critical thinking merupakan skill yang sangat dibutuhkan di masa mendatang.
Skills ini membantu anak menghadapi tantangan, meningkatkan kreativitas, mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri, meningkatkan kemampuan berpikir logis dan analitis serta mempersiapkan anak untuk menghadapi dunia kerja dan kehidupan dewasa.
Problem solving dan critical thinking juga penting untuk meningkatkan kreativitas dengan kreativitas adalah soft skill utama yang dibutuhkan oleh para calon pemimpin untuk sukses di masa depan.
Kreativitas membantu seseorang untuk mampu beradaptasi di tengah perubahan lingkungan yang sangat dinamis, mampu memberikan solusi inovatif untuk penyelesaian problem secara cepat.
“Problem solving adalah kemampuan untuk mengidentifikasi masalah, menganalisa situasi, membuat dan mengimplementasikan solusi dengan cara yang paling efektif," kata Psikolog anak Saskhya Aulia Prima, Kamis (24/4).
Dia kemudian menambahkan critical thinking adalah kemampuan untuk melihat analisa dengan baik, mengevaluasi dan menilai keputusan secara kritis.
Biasanya critical thinking penting untuk mempertanyakan kembali solusi yang telah ditetapkan untuk memastikan keputusan tersebut bebas dari bias dan asumsi.
Critical thinking bahkan bisa membuka dan mempertimbangkan perspektif yang berbeda sebagai solusi. Hal ini sangat penting dimiliki anak untuk menghadapi masa depan
Lebih lanjut, Saskhya menjelaskan, problem solving dan critical thinking bisa dikembangkan sejak dini. Salah satunya melalui eksperimen sains. Banyak literatur yang menjelaskan bagaimana pendekatan eksperimen dapat meningkatkan ketelitian belajar siswa, kemampuan berpikir logis dan sistematis.
“Eksperimen sains dapat membantu mengembangkan rasa ingin tahu, pemikiran kritis dan kemauan belajar. Selain itu, anak juga dapat belajar urutan, sistematisasi dan aturan. Ini penting bagi anak agar dapat menyampaikan urutan peristiwa, sebab-akibat dan memahami arahan orang tua dengan baik. Eksperimen sains juga memberi kesempatan untuk experiential learning & discovery learning pada anak. Belajar secara langsung/praktek dan menemukan hal-hal baru dalam eksperimen menjadi aktivitas belajar yang menyenangkan bagi anak,” terang dia.
Agar mendapatkan manfaat yang maksimal dari eksperimen sains, penting untuk memberikan eksperimen yang variatif dengan tetap memastikan aktivitas itu interaktif bagi anak.
Selain itu, penting untuk memperhatikan multi-aspek dimana satu aktivitas dapat memberikan stimulasi pada lebih dari satu aspek sensoris, misalnya saat bersamaan anak mengamati, mendengar dan menyentuh saat melakukan eksperimen serta memicu experiential learning/hands-on.
Aktivitas sains juga harus sesuai tahapan usia perkembangan anak. Dengan demikian, anak-anak akan terpacu secara fisik (motorik), intelektual (kognitif), bahasa dan sosial emosi.
“Menyadari pentingnya soft skills bagi anak dan dilatarbelakangi oleh keinginan menginspirasi anak sejak dini untuk mencintai ilmu sains dengan cara yang menyenangkan, Einstein Science Project hadir dengan metode hands-on learning /pengalaman praktik secara langsung yang akan memudahkan pemahaman anak mengenai teori-teori sains,” ungkap Product and Science Lab Manager Einstein Science Project Ni Nengah Kristanti.
Menurutnya, praktik yang dilakukan oleh anak dapat membantu menumbuhkan kemampuan problem solving dan critical thinking. Sebagai penyedia pengalaman eksperimen science interaktif dan menyenangkan, yang diperuntukkan bagi anak usia 3 -14 tahun, ESP juga menyediakan fasilitator, eksperimen yang didukung oleh video tutorial, lembar aktivitas dan modul.
Ditambahkannya, anak-anak yang belajar di ESP Lab akan merasakan pengalaman menjadi layaknya Ilmuwan Cilik, dimana mereka akan mengenakan jas lab anak, dan diperkenalkan dengan alat-alat laboratorium sains yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Ini yang membedakan ESP dari penyedia aktivitas bagi anak lainnya. Harapan kami, ESP dapat menjadi learning partner bagi anak dan orangtua. (Z-1)