Calon Presiden Kolombia Miguel Uribe Ditembak di Kepala Saat Kampanye, Pelaku Remaja Ditangkap

1 week ago 20
Web Warta Malam Jitu Online
Calon Presiden Kolombia Miguel Uribe Ditembak di Kepala Saat Kampanye, Pelaku Remaja Ditangkap Miguel Uribe, calon presiden Kolombia, dalam kondisi kritis setelah ditembak tiga kali saat kampanye. Seorang remaja 15 tahun ditangkap sebagai tersangka.(Media Sosial X)

CALON Presiden Kolombia Miguel Uribe Turbay masih menjalani perawatan di ruang intensif, setelah ditembak tiga kali, dua di antaranya mengenai kepala, saat kampanye di Bogota. Kantor Kejaksaan Agung menyatakan polisi menangkap seorang tersangka berusia 15 tahun di lokasi kejadian.

Istri Uribe, Maria Claudia Tarazona, mengajak seluruh bangsa untuk berdoa bagi keselamatan suaminya. “Miguel saat ini sedang berjuang untuk hidupnya. Mari kita mohon kepada Tuhan untuk membimbing tangan para dokter yang sedang merawatnya.”

Partai Centro Democratico mengecam keras serangan tersebut. Mereka menyebutnya sebagai ancaman terhadap “demokrasi dan kebebasan di Kolombia.”

Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan saat Uribe ditembak di kepala saat sedang berpidato, menyebabkan kerumunan orang berlarian panik. Ia kemudian diterbangkan ke rumah sakit Fundación Santa Fe, di mana para pendukungnya berkumpul untuk menggelar doa bersama.

Prosedur Operasi

Uribe segera menjalani operasi dalam kondisi kritis, kata Wali Kota Bogotá, Carlos Fernando Galán, pada Sabtu malam.

Pihak rumah sakit pada Minggu pagi menyatakan bahwa Uribe telah menjalani prosedur operasi pada bagian kepala dan paha kiri, sebelum dipindahkan ke ruang ICU untuk distabilkan. Ia tetap berada dalam kondisi yang sangat serius, tambah pernyataan tersebut.

Pelaku Ditangkap

Tersangka remaja berusia 15 tahun itu tertembak di bagian kaki saat dikejar polisi dan petugas keamanan setelah serangan tersebut, menurut media lokal. Ia ditangkap dalam keadaan membawa "senjata api jenis Glock 9mm", menurut pernyataan kantor Kejaksaan Agung. Penyelidikan sedang berlangsung.

Respon Presiden

Pemerintah Presiden Gustavo Petro, yang berhaluan kiri, menyatakan “mengutuk dengan tegas” serangan tersebut sebagai “tindakan kekerasan yang tidak hanya terhadap dirinya secara pribadi, tetapi juga terhadap demokrasi.”

Menteri Pertahanan Pedro Sanchez menyebut serangan itu sebagai "aksi pengecut" dan menawarkan hadiah sebesar 3 miliar peso (sekitar US$730.000 atau £540.000) bagi siapa pun yang dapat memberikan informasi terkait dalang di balik penembakan itu.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, juga mengecam penembakan tersebut sebagai “ancaman langsung terhadap demokrasi.” Ia menyalahkan serangan itu pada “retorika kekerasan dari kalangan kiri radikal yang berasal dari level tertinggi pemerintahan Kolombia.” Namun motif tersangka hingga kini masih belum jelas.

Banyak warga Kolombia yang mengecam meningkatnya retorika permusuhan yang digunakan baik oleh pihak pemerintah maupun oposisi.

Perbedaan Politik

Pekan sebelum penembakan tersebut berlangsung penuh ketegangan, ketika Presiden Petro berupaya mencari dukungan rakyat atas rencana reformasinya. Dalam sebuah pernyataan video kepada rakyat, Petro mengajak masyarakat Kolombia untuk mendoakan Uribe di hari yang ia sebut sebagai “hari penuh duka.”

Ia mengatakan meskipun ada “perbedaan politik” antara pemerintah dan Uribe, itu “semata-mata politik.”

“Yang paling penting hari ini adalah agar seluruh warga Kolombia memusatkan energi dari hati dan semangat hidup kita... demi memastikan Dr. Miguel Uribe tetap bertahan hidup,” tambah sang presiden.

Miguel Uribe

Uribe, seorang politisi sayap kanan yang kritis terhadap Petro, mengumumkan pencalonannya untuk pemilu presiden tahun depan pada Oktober lalu. Ia menjabat sebagai senator sejak 2022.

Ia berasal dari keluarga politik ternama di Kolombia dan memiliki kaitan dengan Partai Liberal. Ayahnya adalah seorang pemimpin serikat pekerja dan pengusaha.

Ibunya adalah Diana Turbay, jurnalis yang tewas tahun 1991 dalam upaya penyelamatan setelah diculik kartel narkoba Medellin, yang saat itu dipimpin Pablo Escobar.

Bagi banyak orang, penembakan pada Sabtu itu mengingatkan kembali pada sejarah kelam Kolombia yang dipenuhi kekerasan, ketika tokoh-tokoh seperti Escobar menyerang politisi untuk menekan pemerintah.

“Kita tidak boleh kembali ke masa kekerasan politik, atau masa ketika kekerasan digunakan untuk menyingkirkan orang-orang yang berpikir berbeda,” ujar Wali Kota Bogotá Galán sesaat setelah serangan terjadi.

Presiden Petro terpilih dengan janji akan membawa “perdamaian total” bagi negara tersebut. Ia sempat mencatat kemajuan dalam negosiasi dengan kelompok pemberontak dan geng bersenjata, namun baru-baru ini Menteri Dalam Negeri mengakui bahwa strategi tersebut “tidak berjalan baik.”

Puluhan tentara dan polisi tewas dalam rentang dua minggu pada bulan April akibat serangan yang menurut pemerintah dilakukan oleh kelompok bersenjata.

Awal tahun ini, lebih dari 32.000 orang mengungsi dari wilayah Catatumbo di utara Kolombia, akibat pertempuran sengit antara dua kelompok pemberontak yang bersaing, meskipun telah ada perjanjian damai. (BBC/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |