
BPJS Kesehatan Pangkalpinang mengaku penerimaan dari Iuran Kepesertaan belum sebanding dengan pengeluaran untuk pembayaran tagihan Seluruh Rumah Sakit di Provinsi Bangka Belitung (Babel).
Hal ini tentu saja membuat BPJS Kesehatan Pangkalpinang setiap tahun selalu merugi, terlebih tahun 2024 lalu kerugian mencapai Rp41 miliar.
Kerugian ini pun secara terang-terangan disampaikan Kepala Cabang BPJS Kesehatan Pangkalpinang Aswalmi Gusmita. Usai konfrensi pers Layanan JKN Saat Libur Lebaran 2025 di PIA Hotel Pangkalpinang. Rabu (19/3).
Ia mengatakan setiap bulan pengeluaran BPJS Kesehatan untuk membayar tagihan seluruh sakit di Babel Rp.56 miliar lebih,"tahun 2024 saja pengeluaran kami untuk bayar tagihan Rumah sakit mencapai Rp.675 miliar,"Kata Aswalmi.
Sementara ditahun 2024 itu, pemasukan dari iuran kepesertaan BPJS Kesehatan hanya Rp.634 miliar," Kalau dilihat antara pemasukan dan pengeluaran kita defisit sekitar Rp.41 miliar," ujarnya.
Defisit ini menurutnya bukan hanya tahun ini saja, tapi sudah mulai terjadi sejak tahun-tahun sebelumnya. "Defisit atau rugi ini masih bisa kami tutup dengan anggaran paska covid-19 tahun 2022 lalu," ungkapnya.
Kerugian yang dialami BPJS Kesehatan ini lanjutnya dikarenakan ada 306 ribu peserta Mandiri yang menuggak iuran sejak tahun 2022 lalu."total tunggakan BPJS Kesehatan peserta Mandiri ini mencapai Rp193,8 miliar," imbuhnya.
Keuangan BPJS Kesehatan Pangkalpinang diutarakanya semakin berat paska Pemerintah menerapkan Kebijakan Efisiensi anggaran. "Kan daerah ikut efisiensi. Sehingga anggaran Iuran Peserta PBI yang tadinya 12 bulan, jadi 9 bulan,"terangnya.
Ia menambahkan pihaknya sangat berharap kesadaran masyarakat untuk dapat membayar iuran BPJS Kesehatan,"Kami harap di bayar. Dan yang nunggak bisa di cicil, sebab jika kondisi seperti ini terus tidak menutup kemungkinan iuran BPJS Kesehatan akan di naiknya,"ucapnya.(H-1).