Banyak Aksi Taking Profit, IHSG di Akhir Pekan Diprediksi Melemah

1 week ago 7
Banyak Aksi Taking Profit, IHSG di Akhir Pekan Diprediksi Melemah Pergerakan saham-saham yang terpampang pada layar elektronik di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.(MI/Susanto)

PENGAMAT pasar modal sekaligus founder Stocknow.id Hendra Wardana mengungkapkan indeks harga saham gabungan (IHSG) tercatat naik 1,48% ke level 6.628,16 pada penutupan perdagangan Kamis (6/3).

"Penguatan ini terjadi di tengah rebound saham-saham perbankan dan konglomerasi yang sebelumnya mengalami tekanan jual," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (6/3).

Saham perbankan seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) tercatat melonjak 2,86% ke level 3.950, didukung oleh revisi peringkat dari perusahaan jasa keuangan multinasional JP Morgan, serta valuasi yang dianggap semakin menarik pascakoreksi.

"Saham BBRI juga direkomendasikan buy atau sedang berada di posisi yang menarik untuk dibeli dengan target 4.180," jelas Hendra.

Selain perbankan dan teknologi, sektor utilitas, properti, kesehatan, dan bahan baku turut mengalami apresiasi. Ini sejalan dengan meningkatnya minat investor terhadap saham-saham yang telah terkoreksi tajam dalam beberapa waktu terakhir.

Sementara itu, satu-satunya sektor yang melemah adalah konsumer primer yang turun 0,31%.

Hendra menjelaskan pergerakan positif IHSG itu juga didukung oleh sentimen domestik, yakni rencana pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan para konglomerat di Istana Negara dalam waktu dekat. Sejumlah pengusaha besar seperti Franky Widjaja, Jahja Setiaatmadja, Garibaldi Thohir, Anindya Bakrie, Arsjad Rasjid, hingga Agus Salim Pangestu dipastikan hadir dalam pertemuan itu.

"Pertemuan ini bertujuan untuk membahas pemulihan kepercayaan pasar. Harapannya, Prabowo akan menyampaikan pernyataan positif yang dapat meningkatkan optimisme investor," terangnya.

Meskipun tren positif itu memberikan angin segar, investor tetap perlu mencermati potensi aksi ambil untung pada perdagangan Jumat (7/3). Sentimen eksternal dari kebijakan perdagangan Amerika Serikat turut menjadi faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG.

Tarif impor yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump terhadap Kanada dan Meksiko mulai berlaku, dengan bea masuk 25% pada berbagai barang, serta tarif 10% terhadap produk energi Kanada.

Selain itu, perang dagang AS-Tiongkok kembali memanas, setelah Beijing membalas dengan tarif hingga 15% terhadap produk pertanian AS dan memperluas daftar perusahaan AS yang dikenai kontrol ekspor. Ketidakpastian global itu berpotensi menahan momentum penguatan IHSG.

Untuk perdagangan akhir pekan, Hendra meramalkan IHSG bergerak dalam rentang 6.500-6.772 dengan kecenderungan melemah akibat aksi taking profit. (Ins/E-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |