
BANJIR yang merendam puluhan desa di enam kecamatan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, berangsur surut dan ratusan pengungsi mulai kembali ke rumah masing-masing. Ketinggian air sebelumnya mencapai di atas 1 meter, kini hanya berkisar 20-50 centimeter. Banjir disebabkan antara lain karena jebolnya tanggul Sungai Tuntang . Hal itu membuat ribuan warga terdampak banjir yang berlangsung sejak Minggu (9/3), merasa lega.
Pengungsi korban banjir sebelumnya mencapai 1.220 jiwa. Mereka secara berangsur-angsur meninggalkan lokasi pengungsian untuk pulang ke rumah masing-masing dan mulai lakukan bersih-bersih.
"Air di dalam rumah sudah surut, kami pulang untuk membersihkan lumpur dan sampah yang dibawa banjir," kata Abdul,45, warga Mitreng, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Kamis (13/3).
Hal serupa juga diungkapkan Sumadi,50, warga Desa Tambakan, Gubug bahwa sejak Rabu (12/3) malam banjir berangsur surut dan di jajan ketinggian air hanya berkisar 20-30 centimeter dan rumah juga sudah tidak kebanjiran lagi, sehingga warga memilih pulang ke rumah untuk kembali melakukan penataan. "Kami dibantu petugas dan relawan lakukan pembersihan rumah," imbuhnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan Wahyu Tri Darmawanto mengatakan meskipun belum selesai 100 persen proses penambalan tanggul sungai yang jebol, namun tertutupnya alur baru Sungai Tuntang membuat air sungai tidak lagi mengalir ke pemukiman warga, sehingga secara berangsur-angsur banjir mulai surut.
"Jumlah pengungsi yang sebelumnya mencapai 1.220 jiwa, sebagian telah pulang ke rumah masing-masing dan kini hanya tersisa 635 pengungsi yang bertahan di 8 titik di 4 desa," ujar Wahyu Tri Darmawanto.
Namun meskipun saat ini banjir sudah surut, menurut Wahyu Tri Darmawanto, warga tetap diharapkan waspada terutama berada di daerah aliran sungai (DAS), karena cuaca ekstrem masih tetap berpotensi terjadi di sejumlah daerah di Jawa Tengah termasuk Grobogan, maka penguatan tanggul akan menjadi kunci untuk menuntaskan permasalahan banjir di daerah ini.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Alam (OP SDA) IV BBWS Pemali Juana Heri Santoso mengatakan setelah menurut aliran air dari tanggul yang jebol, penguatan tanggul ayan dilakukan secepatnya sehingga tidak terulang kembali tanggul jebol sepanjang 30 meter dengan ketinggian tujuh meter serta lebar lima meter terulang kembali
Jebolnya tanggul sungai beberapa waktu lalu, ungkap Heri Santoso, telah membuat aliran gatubdi Sungai Tuntang, sehingga penutupan ini telah menghentikan aliran air dari sungai ke pemukiman warga di sepanjang DAS Tuntang. "Nanti kita beri penguatan dengan batang pohon kelapa, bambu dan geotekstil, sehingga dapat dapat menahan gelontoran air," tambahnya. (H-4)