Aturan Baru Komdigi Gratis Ongkir Cuma 3 Hari, Diklaim Jadi Rem Perang Diskon

3 hours ago 4
Aturan Baru Komdigi Gratis Ongkir Cuma 3 Hari, Diklaim Jadi Rem Perang Diskon Aturan Baru Komdigi Diklaim Jadi Rem Perang Diskon(Freepik)

KEMENTERIAN Komunikasi dan Digital (Komdigi) menegaskan bahwa Peraturan Menteri Komdigi Nomor 8 Tahun 2025 tidak melarang promosi gratis ongkir oleh e-commerce. Regulasi tersebut hanya membatasi potongan harga ongkos kirim yang diberikan oleh perusahaan kurir, khususnya jika nilainya berada di bawah struktur biaya operasional.

“Kami tidak mengatur promosi dagang e-commerce. Yang kami batasi adalah diskon ongkir dari kurir yang jatuh di bawah ongkos operasional mereka. Itu yang jadi masalah,” tegas Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Edwin Hidayat Abdullah, dikutip dari laman resmi Komdigi, Sabtu (17/5).

Diskon yang Tidak Masuk Akal, Risiko Nyata bagi Kurir

Diskon yang terus-menerus dan jauh dari struktur biaya riil—seperti ongkos sopir, kendaraan, penyortiran, dan logistik penunjang—memicu efek domino yang membahayakan. Kurir bisa kehilangan upah layak, perusahaan kurir berdarah-darah, dan konsumen akhirnya menerima layanan yang merosot kualitasnya.

“Kalau ongkir ditekan seenaknya, maka yang paling terdampak adalah kurir. Mereka ujung tombak layanan logistik, bukan robot,” ujar Edwin.

Batasan diskon yang diizinkan bagi kurir, menurut aturan, hanya boleh dilakukan maksimal tiga hari dalam sebulan. Di luar itu, promosi harus datang dari kantong e-commerce, bukan dikorbankan dari margin kurir.

Gratis Ongkir E-commerce Masih Aman

Komdigi menyatakan tegas bahwa promosi gratis ongkir dari e-commerce tidak diatur, apalagi dilarang. Itu adalah ranah bisnis dan strategi pasar masing-masing platform, dan tetap bisa dinikmati konsumen setiap hari.

“Kalau e-commerce mau subsidi ongkir untuk promosi, silakan. Itu hak mereka. Tapi jangan bebani kurir demi branding murah meriah,” kata Edwin.

Menyusun Keseimbangan: Pasar Efisien, Kurir Dilindungi

Regulasi ini lahir dari serangkaian dialog panjang dengan asosiasi kurir, pelaku industri, dan pemangku kepentingan. Komdigi ingin menciptakan keseimbangan antara efisiensi pasar dan perlindungan tenaga kerja—dua pilar utama ekosistem digital yang sehat.

“Ini bukan soal menahan laju ekonomi digital. Ini tentang memastikan kurir—pahlawan logistik kita—tidak jadi korban dalam kompetisi yang brutal,” tutup Edwin. (Komdigi/Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |