10 Orang Tewas dalam Penembakan Sekolah di Kota Graz, Austria 

1 day ago 7
10 Orang Tewas dalam Penembakan Sekolah di Kota Graz, Austria  Sepuluh orang tewas dalam insiden penembakan di sekolah di kota Graz, Austria. (AFP)

SEBANYAK 10 orang tewas dalam insiden penembakan di Sekolah Menengah Dreierschützengasse di kota Graz, Austria. Peristiwa paling mematikan dalam sejarah terbaru negara tersebut.

Polisi menyatakan pelaku penembakan, seorang pria berusia 21 tahun yang merupakan mantan siswa sekolah tersebut. Tak lama usai beraksi, ia bunuh diri di kamar mandi.

Menurut Menteri Dalam Negeri Gerhard Karner, enam korban perempuan dan tiga laki-laki tewas dalam serangan itu. Polisi menambahkan 12 orang lainnya terluka, beberapa di antaranya dalam kondisi serius.

Pada Selasa (10/6), media lokal melaporkan korban perempuan yang terluka meninggal dunia di rumah sakit, sehingga jumlah korban tewas menjadi 10 orang.

Pelaku adalah Mantan Siswa

Pelaku penembakan, yang belum disebutkan namanya, merupakan mantan siswa Dreierschützengasse yang tidak lulus, ujar Karner dalam konferensi pers Selasa sore. 

Dalam konferensi yang sama, polisi mengatakan motif pelaku masih dalam penyelidikan. Polisi juga mengonfirmasi pelaku tidak dikenal pihak berwajib sebelumnya.

Informasi sementara menunjukkan pelaku secara legal memiliki dua senjata api yang digunakan dalam serangan ini dan memiliki lisensi kepemilikan senjata.

Media lokal melaporkan pelaku menggunakan pistol dan senapan untuk melakukan penembakan. Ia adalah pria asal wilayah Graz dan bertindak seorang diri, kata polisi.

Tiga Hari Berkabung

Austria menetapkan masa berkabung selama tiga hari, dan satu menit hening nasional akan diadakan pada hari Rabu pukul 10:00 waktu setempat untuk mengenang para korban. Bendera di Istana Hofburg di Wina, tempat kantor Presiden Alexander Van der Bellen berada, dikibarkan setengah tiang.

Sekolah tempat insiden terjadi akan tetap ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut, menurut Menteri Pendidikan Austria, Christoph Wiederkehr.

Kanselir Austria Christian Stocker menyebut Selasa sebagai "hari kelam dalam sejarah negara kita" dan menyatakan penembakan ini adalah "tragedi nasional". "Sekolah bukan hanya tempat belajar – ini adalah ruang untuk rasa percaya, kenyamanan, dan harapan masa depan," katanya dalam konferensi, menambahkan bahwa tempat aman ini telah "dilecehkan".

"Di saat-saat sulit seperti ini, rasa kemanusiaan kita adalah kekuatan terbesar," tambahnya.

Kantor berita APA melaporkan tujuh dari korban tewas adalah siswa sekolah tersebut. Serangan ini "menghantam jantung bangsa kita," kata Stocker tak lama setelah kejadian. "Mereka adalah anak-anak muda yang masih memiliki seluruh hidup di depan mereka."

Suara Tembakan Terdengar dari Dalam Sekolah

Polisi mengatakan mereka memulai operasi pada pukul 10:00 waktu setempat (09:00 BST) setelah suara tembakan terdengar dari dalam sekolah. Satuan taktis khusus Cobra dikerahkan ke lokasi, menurut polisi.

Pihak berwenang mengevakuasi semua siswa dan guru dari gedung. Polisi memastikan  sekolah telah diamankan dan tidak ada lagi ancaman bagi masyarakat umum.

"Secara lokal, kami melihat orang-orang menangis di jalan, berbicara dengan teman-teman yang berada di sekolah saat penembakan terjadi, yang mungkin kehilangan teman," kata Fanny Gasser, jurnalis dari surat kabar harian Austria Kronen Zeitung.

Ia mengatakan kepada BBC News bahwa "semua orang mengenal seseorang" di sekolah tersebut karena Graz "tidak terlalu besar". Ia menambahkan sekolah tersebut kemungkinan tidak siap menghadapi kemungkinan serangan. "Kami tidak tinggal di Amerika, kami tinggal di Austria, yang terasa seperti tempat yang sangat aman."

Wali Kota setempat, Elke Kahr, menyebut insiden ini sebagai "tragedi yang mengerikan". Wakil Presiden Komisi Eropa, Kaja Kallas, mengatakan ia "sangat terkejut" oleh kabar ini. "Setiap anak seharusnya merasa aman di sekolah dan bisa belajar tanpa rasa takut dan kekerasan," tulisnya di X (sebelumnya Twitter).

Saksi Mendengar Suara Tembakan

Astrid, perempuan yang tinggal bersama suaminya Franz di lantai dasar gedung sebelah sekolah, mengatakan ia baru saja selesai menjemur pakaian ketika mendengar suara tembakan. "Saya mendengar tembakan. Banyak, satu demi satu. 'Duarr... duarr... duarr…' berulang kali. Saya masuk ke dalam dan berkata pada suami saya: 'Seseorang sedang menembak!'"

"Dia pikir mungkin itu suara lain, tapi kami mendengar sekitar 30 sampai 40 tembakan. Lalu suami saya menelepon polisi."

"Kami melihat seorang siswa di jendela – terlihat seperti dia bersiap untuk melompat... tapi kemudian dia kembali masuk," kata Franz, seraya menambahkan mereka juga melihat seorang guru.

Pasangan itu kemudian melihat para siswa "keluar dari sekolah melalui lantai dasar di sisi lain" dan "berkumpul di jalan", kata Franz.

Insiden ini merupakan penembakan massal paling mematikan dalam sejarah modern Austria. Sebagai perbandingan, tahun 2020, seorang pelaku serangan jihadis bernama Kujtim Fejzulai menewaskan empat orang dan melukai 23 lainnya dalam serangan di distrik hiburan malam kota Wina.

Pada 2016, seorang pria bersenjata menembaki konser di kota Nenzing, menewaskan dua orang sebelum bunuh diri. Sebelas orang lainnya terluka dalam serangan tersebut. (BBC/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |