Upaya Pencegahan Kebakaran di Jakarta Harus Menyeluruh

19 hours ago 6
Upaya Pencegahan Kebakaran di Jakarta Harus Menyeluruh ANGGOTA DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris.(Dok. Istimewa)

ANGGOTA DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris menyatakan rasa simpati mendalam kepada para korban kebakaran di kawasan Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara. Peristiwa ini, menurutnya, menjadi peringatan penting akan perlunya langkah pencegahan kebakaran yang dilakukan secara menyeluruh dan terstruktur di ibu kota.

“Saya menyampaikan duka dan simpati kepada warga yang terdampak kebakaran di Kapuk Muara, Jakarta Utara. Saat ini, fokus kita ke depan adalah all out memastikan semua kebutuhan warga terpenuhi dengan baik. Kemudian yang juga penting adalah memastikan upaya pencegahan kebakaran Jakarta harus lebih sistematis dan komprehensif,” ujar Fahira Idris di Jakarta, Selas (9/6).

Senator asal Jakarta ini menilai bahwa langkah Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yang menetapkan kebijakan Satu RT Satu Alat Pemadam Api Ringan (APAR) merupakan salah satu bagian dari strategi pencegahan kebakaran. Namun demikian, ia menekankan bahwa pendekatan tersebut perlu diintegrasikan dalam suatu kebijakan yang lebih luas dan berlapis, mengingat dampak kebakaran tidak hanya kerugian fisik, tetapi juga menyangkut keselamatan dan masa depan warga.

Fahira memaparkan lima poin rekomendasi guna memperkuat sistem pencegahan kebakaran di Jakarta:

1. Distribusi APAR yang dibarengi pelatihan warga.

Ia menekankan bahwa alat pemadam ringan harus tersedia di setiap RT dalam kondisi siap pakai. Namun, yang tak kalah penting adalah pelatihan bagi warga secara langsung oleh Dinas Gulkarmat agar mereka siap menangani situasi darurat. Pelatihan tersebut idealnya dilakukan rutin setiap tiga bulan secara bergiliran di seluruh wilayah.

2. Audit instalasi listrik dan sistem proteksi bangunan.

Fahira mencatat bahwa korsleting listrik masih menjadi penyebab utama kebakaran di Jakarta. Oleh karena itu, ia mendorong kerja sama antara Pemprov, PLN, dan dinas terkait untuk melaksanakan audit gratis atau bersubsidi terhadap instalasi listrik, terutama di wilayah padat penduduk. Pemeriksaan juga harus dilakukan terhadap sistem proteksi di gedung-gedung, lengkap dengan sanksi bagi yang tidak memenuhi standar.

3. Penguatan kapasitas relawan kebakaran di tingkat lokal.

Relawan kebakaran (redkar) di tingkat RT/RW perlu diperkuat, baik dari segi pelatihan maupun perlengkapan dasar seperti helm, jaket tahan api, peluit, dan APAR. Menurut Fahira, mereka memiliki peran penting sebagai pihak pertama yang merespons kebakaran serta sebagai penghubung ke unit damkar dan agen edukasi di masyarakat.

4. Modernisasi sarana dan prasarana pemadam.

Ia menilai bahwa penambahan pos pemadam kebakaran di tiap kelurahan mutlak diperlukan. Selain itu, ketersediaan hydrant di titik padat penduduk dan akses air bersih harus dipastikan. Penambahan motor damkar untuk menjangkau area sempit serta pembaruan armada dinilai krusial agar respons menjadi lebih cepat dan efektif.

5. Pemanfaatan teknologi smart city untuk deteksi awal.

Penggunaan teknologi Internet of Things (IoT) untuk mendeteksi suhu atau asap di wilayah rawan sudah harus dimulai. Ia juga menyarankan agar sistem alarm gedung dapat diintegrasikan dengan pusat kendali damkar, serta penggunaan drone untuk wilayah sulit dijangkau dan aplikasi pelaporan kebakaran secara real-time dikembangkan segera.

“Kebakaran bisa dicegah jika seluruh sistem mulai dari alat, orang, sampai lingkungan disiapkan dengan baik. Sudah waktunya Jakarta punya kebijakan kebakaran yang berorientasi jangka panjang,” pungkas dia. (I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |