Tingkat Pengangguran 4,76 Persen, Menaker Soroti Tantangan SDM di Indonesia

6 hours ago 3
Tingkat Pengangguran 4,76 Persen, Menaker Soroti Tantangan SDM di Indonesia Menaker, Yassierli(Dok. MI)

MENTERI Tenaga Kerja (Menaker), Yassierli, menegaskan pentingnya transformasi sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045. Dalam pidatonya, Menaker menyampaikan potret tantangan ketenagakerjaan yang dihadapi Indonesia saat ini, dengan tingkat pengangguran terbuka mencapai 4,76% (data BPS yang dirilis Mei 2025).

Ia menjelaskan, masalah mismatch atau ketidaksesuaian keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan perusahaan menjadi isu utama.

Menurut Menaker, sekitar 85% tenaga kerja di Indonesia merupakan lulusan SMA dan SMK, yang menunjukkan ketimpangan antara pendidikan formal dan keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja.

"Tingkat pengangguran kita 4,76%. Penangguran ini tidak hanya lulusan perguruan tinggi, tetapi juga lulusan SMA dan SMK," ungkap Yassierli, dikutip dari Antara, Selasa (1/7).

Untuk mengatasi hal ini, Kementerian Tenaga Kerja tengah memfokuskan pada transformasi balai latihan kerja yang ada di seluruh Indonesia. Saat ini, terdapat 41 balai latihan kerja di bawah kementerian dan ratusan balai di tingkat pemerintah daerah yang perlu lebih efektif dan skalabel dalam melaksanakan pelatihan.

"Kami memiliki sekitar 41 balai latihan kerja yang ada di bawah Kementerian Tenaga Kerja dan beratusan balai latihan kerja yang dimiliki oleh pemerintah daerah," kata dia.

Selain itu, Menaker juga menyoroti pengembangan sistem informasi pasar tenaga kerja (labor market information system) untuk mempermudah pencari kerja menemukan peluang yang sesuai dengan kualifikasi mereka.

"Kami sedang membangun labor market information system, sehingga job fair itu tidak perlu dilakukan kalau hanya sebatas untuk melihat lowongan pekerjaan," tambah Menaker.

Salah satu langkah yang diambil adalah mengadakan seminar dan acara networking Career Connect 2025 yang diselenggarakan oleh pihaknya bersama HR Forum Jababeka, yang dihadiri oleh 2.000 peserta.

Chairman Jababeka and founder President University, Setyono Djuandi Darmono, menyatakan bahwa Jababeka menginisiasi acara ini sebagai bentuk empati terhadap tingginya angka pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) dan kesulitan yang dihadapi oleh para pencari kerja dalam memperoleh pekerjaan.

Dia menjelaskan, situasi ini terjadi karena dampak perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI) yang mulai merambah berbagai sektor pekerjaan, serta faktor eksternal seperti ketegangan geopolitik yang menyebabkan penurunan permintaan terhadap barang dan jasa.

"Menjalin hubungan antara pekerja dan pelaku usaha adalah niat yang baik, namun prosesnya tidaklah mudah. Oleh karena itu, kami berupaya mengadakan acara networking di dalam lingkungan Kawasan Industri Jababeka terlebih dahulu," ujarnya. (Ant/Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |