
TIM SAR gabungan berhasil mendeteksi sebuah objek di dasar laut yang diduga kuat sebagai bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali. Deteksi ini dilakukan menggunakan sonar milik Dinas Navigasi Kementerian Perhubungan pada Sabtu (5/7) malam.
“Benda tersebut memiliki panjang dan lebar yang sesuai dengan spesifikasi kapal. Diduga kuat itu KMP Tunu,” kata Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno dikutip Metrotvnews.com, Minggu (6/7)
Objek tersebut ditemukan sekitar 1 hingga 2 mil laut dari titik terakhir kapal dilaporkan tenggelam, dengan kedalaman berkisar antara 40 hingga 60 meter. Meski indikasi kuat sudah terlihat, proses verifikasi lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memastikan temuan tersebut.
Untuk itu, TNI AL akan mengerahkan KRI Fanildo pada Minggu malam. Kapal perang ini dilengkapi teknologi pencarian bawah laut canggih, seperti side scan sonar, multibeam echo sounder, dan magnetometer.
“KRI Fanildo diperkirakan tiba pukul 20.30 di titik datum dan langsung menjalankan tugas pencitraan bawah laut,” kata Panglima Koarmada II Laksamana Muda TNI, I Gung Putu Alit Jaya.
Apabila kondisi cuaca mendukung, proses verifikasi diharapkan dapat berlangsung cepat dan akurat. Selain mengandalkan teknologi, kekuatan manusia juga dikerahkan. Sebanyak 22 penyelam telah menjalani pemeriksaan medis di RSUD Blambangan, dan 16 di antaranya dinyatakan siap turun ke laut. Tambahan 16 penyelam dari TNI AL juga sedang menjalani pemeriksaan kesehatan.
Wakil Menteri Perhubungan, Suntana, yang hadir dalam rapat koordinasi di posko utama, menyampaikan apresiasi atas solidnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya pencarian ini.
“Saya melihat koordinasi dan kerja sama di lapangan sudah sangat baik. Semoga segera ada kabar baik bagi keluarga korban,” ujarnya. (Metrotvnews/P-4)