
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan kekesalannya setelah melakukan percakapan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait konflik berkepanjangan di Ukraina.
Trump kecewa karena pembicaraan tersebut tidak menghasilkan perkembangan berarti menuju penyelesaian damai.
Percakapan via telepon itu terjadi pada Kamis (3/7), membahas berbagai isu, termasuk situasi di Ukraina dan Iran. Ini merupakan komunikasi pertama yang dikonfirmasi secara publik, meskipun menurut sumber diplomatik, keduanya sudah menjalin kontak secara rutin tanpa sorotan media.
Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan dalam pembicaraan tersebut bahwa negaranya tetap teguh pada tujuan militernya di Ukraina.
“Presiden kami mengatakan bahwa Rusia akan mencapai tujuan yang ditetapkannya, yaitu penghapusan akar penyebab yang menyebabkan keadaan saat ini,” ujar ajudan Kremlin Yuri Ushakov kepada wartawan seperti dikutip AFP, Minggu (6/7).
"Rusia tidak akan menyerah pada tujuan ini," tambahnya.
Meski tetap dengan pendiriannya, Putin menyatakan Rusia masih membuka diri untuk proses diplomasi. “Ia juga berbicara tentang kesiapan pihak Rusia untuk melanjutkan proses negosiasi,” kata Ushakov lagi.
“Vladimir Putin mengatakan bahwa kami terus mencari solusi politik yang dinegosiasikan untuk konflik tersebut,” lanjutnya.
Putin keras kepala
Di sisi lain, Donald Trump menunjukkan kekecewaan mendalam terhadap sikap keras kepala Putin.
"Itu adalah panggilan telepon yang cukup panjang, kami membicarakan banyak hal termasuk Iran, dan kami juga membicarakan, seperti yang Anda ketahui, perang dengan Ukraina. Dan saya tidak senang dengan itu,” ujar Trump kepada wartawan di Air Force One.
Saat ditanya apakah pembicaraan tersebut membawa kemajuan menuju gencatan senjata, Trump menjawab, “Tidak, saya tidak membuat kemajuan apa pun dengannya sama sekali,” jelasnya.
Trump bahkan menuding Putin hanya ingin melanjutkan kekerasan. “Saya sangat tidak senang dengan percakapan telepon saya dengan Presiden Putin. Dia ingin bertindak lebih jauh, terus membunuh orang-orang, itu tidak baik,” ucapnya.
Isyaratkan sanksi baru
Presiden AS itu juga mengisyaratkan kemungkinan pemberlakuan sanksi baru terhadap Rusia, setelah sebelumnya menahan diri selama enam bulan terakhir dalam upaya diplomasi. “Kami berbicara banyak soal sanksi. Dia memahami bahwa sanksi itu mungkin akan terjadi,” tegas Trump.
Pernyataan Trump mencerminkan meningkatnya ketegangan antara Washington dan Moskow serta tekanan internal bagi pemerintahan Trump untuk mengambil langkah lebih tegas terhadap agresi Rusia di Ukraina. (Fer/I-1)