
KEMAJUAN teknologi yang sering disalahgunakan menjadi salah satu tantangan bagi generasi muda, tak terkecuali prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI pun menyoroti hal tersebut dalam Rapat Koordinasi Teknis Tahun Anggaran 2025 di Markas Besar.
Komandan Puspom TNI Mayjen Yusri Nuryanto mengatakan, pihaknya sudah menyadari penyalahgunaan teknologi yang cukup masif, misalnya judi online (judol) yang menjangkiti masyarakat maupun prajurit sendiri. Bahkan, TNI sendiri sudah membentuk empat satuan tugas, yang salah satunya berfokus pada judol.
Untuk menekan penyalahgunaan teknologi, Yusri mengatakan pihaknya mengedepankan upaya pencegahan. Selain memberikan penyuluhan ke satuan-satuan di daerah, Puspom TNI juga bakal melakukan razia ponsel prajurit. Di samping aplikasi judol, razia juga menyasar pada penggunaan aplikasi pesan singkat MiChat.
"Di mana gadget itu sering di sana kan banyak aplikasi-aplikasi seperti MiChat, kemudian untuk, istilahnya, aplikasi judol itu akan mudah. Sehingga ke depan kita akan senantiasa memberikan semacam pengarahan," terangnya, Rabu (7/5).
"Kemudian juga kita memberikan semacam razia, razia gadget ini, untuk melihat apakah di dalam ini ada aplikasi-aplikasi yang tidak seharusnya ada di gadget tersebut," sambung Yusri.
Rapat Koordinasi Teknis Puspom TNI Tahun Anggaran 2024 dibuka oleh Kepala Staf Umum Letjen Richard Taruli Horja Tampubolon. Tahun ini, rapat mengambil tema Polisi militer TNI yang profesional dan responsif dalam menegakkan hukum dan tata tertib di lingkungan TNI menuju TNI Prima dalam rangka mewujudkan Indonesia Maju.
Ia mengingatkan, Pom TNI menjadi ujung tombak dalam menjaga muruah dan profesionalisme prajurit di mata publik. Oleh karena itu, Richard meminta rakornis kali ini dapat merumuskan langkah-langkah strategis dan taktis untuk menjadikan Pom TNI sebagai satuan yang unggul, profesional, dan dicintai masyarakat.
(Tri/P-3)