
PEMERINTAH Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar panen raya padi serentak sebagai bagian dari program percepatan swasembada pangan nasional, bertempat di Bulak Japanan, Margodadi, Seyegan, Senin (7/4). Kegiatan panen ini dipimpin Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa bersama jajaran Forkopimda Kabupaten Sleman.
Panen raya padi ini dilaksanakan serentak di 14 provinsi yang diselenggarakan Pemerintah Pusat secara daring, dipimpin oleh Presiden RI Prabowo Subianto dari Majalengka, Jawa Barat.
Di Sleman, panen raya dilakukan di atas lahan seluas 23 hektare yang sepenuhnya dilakukan dengan mesin panen combine harvester untuk memudahkan proses panen padi.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mengungkapkan rasa bangganya Kabupaten Sleman dipilih menjadi salah satu Kabupaten yang turut melaksanakan program percepatan swasembada pangan.
"Kabupaten Sleman menjadi salah satu yang dipilih melaksanakan panen raya serentak oleh Pemerintah Pusat. Artinya, pertanian di Sleman dinilai baik oleh Pemerintah Pusat. Kita harus berbangga," ungkapnya.
Namun, kebanggaan ini menurut Danang, harus menjadi motivasi untuk terus mempertahankan kualitas pertanian di Sleman. "Saya mohon, kita bersama - sama untuk mempertahankan pertanian di sleman agar terus menjadi lebih baik," ujarnya.
Danang juga menyampaikan terimakasih dan apresiasinya kepada para petani yang telah menjadi garda terdepan dalam upaya swasembada pangan di Kabupaten Sleman.
Selain itu, untuk memastikan penyerapan hasil panen, Danang menuturkan Pemkab Sleman menggandeng Bulog untuk membeli gabah kering langsung dari petani seharga Rp. 6.500 per kilogram. Hingga saat ini program ini telah berhasil menyerap gabah kering panen sebanyak 949,8 ton.
"Semoga dengan pembelian langsung ini dapat memberikan kepastian dan memudahkan petani dalam menjual hasil panennya dengan harga yang menjanjikan," katanya.
Dalam kesempatan ini juga Danang mendorong seluruh petani di Sleman untuk memulai tanam padi seusai masa panen dikarenakan masih masuk musik penghujan.
Salah satu petani, Sabar Prihatin mengatakan, harga yang diterima petani langsung dari Bulog ini sangat bagus. "Sebelumnya rata-rata hanya pada kisaran Rp5.000 hingga Rp5.500 per kilogram," kata Sabar.
Karena itu ia berterima kasih kepada pemerintah. Dengan harga sebesar ini, jelasnya, petani sudah mendapatkan untung. (E-2)