
SEBANYAK 52 buku karya siswa dan tenaga Non SDK dilaunching melalui tampilan video, sebagai rangkaian dalam acara perpisahan yang menandai kegiatan pelulusan siswa tahun ajaran 2024-2025 yang digelar di depan gedung Rektorat Sekolah Sukma Bangsa Sigi, Rabu (28/5).
Menurut Dewan Pengawas Yayasan Sukma, Syamsir Alam, penerbitan buku yang kemudian dilaunching secara bersamaan adalah upaya membangkitkan kepercayaan anak didik, sehingga diharapkan bisa menjadi semangat untuk terus berkarya.
"Ini langkah awal kita ke depan, bagaimana kita bisa membantu anak-anak didik kita semakin senang membaca dan menulis, sehingga ini diharapkan bisa mencapai pendidikan yang lebih baik kedepannya," ujar Syamsir.
52 buku itu ditampilkan dalam acara Kenduri Buku Tahun 2025 yang berlangsung di gedung DAK Sekolah Sukma Bangsa Sigi dan disiarkan secara live pada aplikasi youtube serta zoom meeting.
Dari 52 buku tersebut, 23 buku berasal dari Sekolah Sukma Bangsa Sigi, Sulawesi Tengah, 10 Buku dari Sekolah Sukma Bangsa Bireuen, 12 buku dari Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe, dan 7 buku dari Sekolah Sukma Bangsa Pidie, Aceh, yang ditulis siswa dan tenaga Non SDK Sekolah Sukma Bangsa.
Menurut Kepala Perpustakaan Sekolah Sukma Bangsa Sigi yang menjadi penanggung jawab Kenduri Buku 2025, Dadan Darusman, Kenduri Buku yang digelar pada bulan Mei memiliki makna penting bagi dunia pendidikan dan literasi di Indonesia. Hal itu ditandai dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei dan diikuti dengan Hari Buku Nasional yang jatuh pada 17 Mei.
Momentum itu menjadi dasar pelaksanaan kegiatan Kenduri Buku dengan tema Merawat Kearifan Lokal Melalui Kata, sebuah acara peluncuran buku yang secara rutin dilaksanakan oleh Sekolah Sukma Bangsa di empat lokasi berbeda. Pada tahun ini, pelaksanan Kenduri Buku Ke-4 dipusatkan di Sekolah Sukma Bangsa Sigi.
Kenduri Buku bukan sekadar acara seremonial, melainkan simbol nyata kepedulian terhadap dunia literasi, sekaligus upaya membangun peradaban serta mempertahankan kearifan lokal.
Khusus 23 judul buku hasil karya siswa Sekolah Sukma Bangsa Sigi, ada dua buku yang dibedah pada kegiatan tersebut, yakni buku berjudul Tradisi Tak Tertulis: Warisan yang Hidup di Antara Kita, yang ditulis siswa Kelas XII Rego, serta satu buku berjudul Ritus dan Kearifan: Warisan Budaya Tanah Kaili, yang ditulis Siswa Kelas XII Torompio.
Tiga narasumber yang dihadirkan untuk mengkaji dan memberi masukan bagi kedua buku tersebut adalah Dekan Fakultas Sastra Universitas Alkhairaat Syamsuddin, Penggiat Literasi dan Sejarawan Sulawesi Tengah Jamrin Abubakar dan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sigi Moh. Nawir Dg Mangala. (H-1)