Puncak Mudik Mahasiswa dan Perantau Dari Banda Aceh Berlangsung Sabtu (29/3)

2 days ago 9
Puncak Mudik Mahasiswa dan Perantau Dari Banda Aceh Berlangsung Sabtu (29/3) Rombongan mahasiswa dan perantau mudik dari Banda Aceh saat melintasi tugu Aneuek Mulieng di Kota Sigli saat menuju wilayah timur Aceh.(MI/Amiruddin Abdullah Reubee)

PUNCAK mudik mahasiswa dan warga perantau yang menggunakan pengguna sepeda motor dari Banda Aceh tujuan ke kabupaten/kota di Aceh atau luar Aceh terjadi pada Jumat malam hingga Sabtu (29/3) pagi. 

Mereka sebagian besar adalah mahasiswa yang kuliah di Universitas Syiah Kuala (USK), UIN Ar-Raniry, ISBI Aceh, Abulyatama, UNIDA, Universitas Muhammadiah dan berbagai perguruan tinggi lainnya di Banda Aceh. Sebagian lainnya adalah pedagang perantau dan pegawai intansi pemerintah atau karyawan swasta. 

Sesuai penuturan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kewirausahaan USK Aceh, Prof Mustahil, jumlah mahasiswa aktif USK adalah 50 ribu lebih. Sekitar 30 ribu diantaranya ikut mudik lebaran 1446 H/2025 M. 

"Mereka kebanggaan keluarga dan aset sumberdaya manusia masa depan bangsa. Masyarakat menanti kiprah hidup anak-anak muda brilian itu. Semoga selamat sampai tujuan dan selalu menyampaikan kepada masyarakat pesan-pesan mutiara dari kampus mu" kata Prof Mustanir yang juga Imam Besar Masjid Jamik, Kampur USK Aceh. 

Puluhan ribu pemudik itu harus menempuh jalur utama dulu sebelum terbagi ke 23 kabupaten/kota dan provinsi lain. Sedikitnya ada dua jalan darat utama berbeda arah yang harus di lintasi. Keduanya adalah jalur Nasional Banda Aceh-Medan di sepanjang pesisir Selatan Malaka dan jalur Banda Aceh-Barat-Selatan sepanjang wilayah pesisir Samudera Hindia. 

Dari pengamatan Media Indonesia, di jalur Banda Aceh-Medan sejak Jumat malam hingga Sabtu (29/3) menjelang siang, arus lalulintas cukup padat. Ada yang berboncengan dengan temannya satu sepeda motor, ada yang nyetir sendiri. 

"Teman saya dari Riau, Bengkulu, Lampung dan Sumatera Barat sudah pulang semua. Bahkan mereka ada yang mudik lebih awal pekan lalu. Karena memesan tiket pesawat menjelang lebaran harus saling berebutan. Karena kemarin masih ada tugas di Rumah Sakit Umum Zaenal Abidin Banda Aceh, siang ini baru berangkat. Insya Allah sempat berbuka puasa bersama di rumah" kata Dokter Muda Ghina Zuhaira, dari USK yang sedang koas di RSUZA Banda Aceh. 

Bukan saja dipenuhi tas barang, tapi ada juga mahasiswa yang membawa serta kucing piaraan di kos tempat tinggal. Caranya menggunakan tas kucing khusus berlubang dengan dinding plastik seperti kaca transparan. 

"Kalau tidak saya bawa pulang mudik bersama, sayang dia tinggal sendirian di Banda Aceh, nanti kelaparan. Karena rekat satu tempat tingal pulang semua" tutur seorang mahasiswa di sela-sela perjalanan tujuan wilayah timur Aceh itu. 

Sebagian mahasiswa pengguna kenderaan roda dua yang pulang berhari raya bersama orang tua nya di berbagai kampung pedalaman Aceh dan luar Aceh itu memilih berangkat pada malam hari. Malam hari itu tidak cepat lelah dan menghindari terik matahari. 

Karena perjalanan jauh berkisar 3 hingga 12 jam, banyak diantara pemudik itu berhenti sejenak melepaskan lelah atau istirahat sambil menunaikan shalat lima waktu di Masjid, Mushalla, SPBU atau balai pinggiran jalan. 

Untuk dapat saling menolong dan lebih aman umumnya mereka konvoi jalan bersama beberapa sepeda motor. Apala para mahasiswi, jarang sekali sendirian satu sepeda motor kalau kampung tujuannya lama dan jauh. 

Ada yang berangkat setelah berbuka puasa, usai salat Tarawih dan usai makan sahur. Perjalanan saat malam di jalur tersebut guna menghindari terik matahari. Umumnya mereka konvoi jalan bersama beberapa sepeda motor. 

"Kami ada beberapa teman bergabung dan saling menunggu jangan sampai kesasar salah masuk ke arah lain. Dari Banda Aceh berangkat malam karena perjalanan jauh ke Aceh Utara. Sahur mencari warung nasi di perjalanan" tutur Muslim, perantau dari Banda Aceh yang mudik ke Kampung Halaman di Kecamatan Lhok Sukon, Kabupaten Aceh Utara. 

Sepanjang jalur nasional tersebut juga ada banyak rumah, puskesmas dan pos kesehatan bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Misalnya Rumah Sakit Satelit Indrapuri, Puskesmas Seulimeum, Puskesmas Saree (Aceh Besar). Lalu Puskesmas Padang Tiji, Pos Kesehatan Pertamina SPBU Pulo Pisang, Rumah Sakit Teungku Chik Di Tiro, dan Ramah Sakit Teungku Abdullah Syafi'i Beurenuen (Kabupaten Pidie). (H-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |