
PEMERINTAH Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mewacanakan berbagai opsi untuk mengurai arus lalu lintas kendaraan di kawasan Cipanas dan sskitarnya. Pasalnya, setiap arus mudik dan balik maupun saat libur panjang, kawasan tersebut menjadi daerah langganan macet.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Cianjur, Tedy Artiawan, menjelaskan soal sering terjadinya kemacetan kendaraan di kawasan Cipanas hingga Puncak maupun sebaliknya, sudah menjadi pembahasan di lingkup pemerintah daerah. Namun untuk mencari solusi itu tak bisa dikerjakan Pemkab Cianjur sendirian.
"Hal ini sudah diperbincangkan di level lokal kabupaten. Bahkan beberapa kali rapat, seperti kemarin dengan Bupati, bahkan sudah disampaikan juga kepada Gubernur, meminta ada pengurai arus," ujarnya, Rabu (9/4).
Beberapa opsi yang bisa jadi solusi di antaranya percepatan pembangunan jalur Puncak II. Sejauh ini, jalur eksisting yang berada di Kabupaten Cianjur sudah mulai terbenahi dengan baik.
"Nah, tinggal jalur yang ada di Kabupaten Bogor yang perlu pembenahan," ujarnya.
Opsi lainnya pembangunan jalan tol yang menghubungkan Cibubur, Puncak II, hingga ke Cianjur. Wacana pembangunan jalan tol ini sudah mencuat beberapa waktu lalu.
"Kemudian ada opsi pembangunan flyover (jalan layang). Tapi ini juga pembiayaannya cukup tinggi dan berbagai kendala di lapangan," sebut Tedy.
Karena itu, lanjut dia, solusi yang harus diintensifkan dibahas tentu opsi paling cepat bisa dilaksanakan. Kebijakan tersebut ada di tangan Gubernur Jawa Barat dan Bupati Cianjur.
"Tentu ini juga harus mempertimbangkan masukan-masukan dari masyarakat, kemudian dari internal kita juga di lingkup pemerintah daerah," tandasnya.
Menurut Tedy, jalur Puncak dari mulai Ciawi hingga ke Cipanas dan Cianjur dipastikan akan terus mengalami kemacetan. Tak hanya pada momen besar, bahkan setiap akhir pekan juga di jalur tersebut kerap terjadi kemacetan.
"Sebetulnya kalau di wilayah Cianjur sendjri tidak ada masalah yang signifikan. Cianjur hanya kebagian dampak, karena puncak kemacetan itu ada di wilayah Bogor. Tapi mau atau tidak mau, tentu jadi bahan pemikiran kita juga," pungkasnya.