
DIREKTUR Utama PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Tri Andayani mendorong pemerintah daerah (pemda) untuk lebih aktif dalam meningkatkan efektivitas program Tol Laut, yakni dengan mengisi muatan balik kapal logistik.
Dalam dua tahun terakhir, Pelni mencatat rasio muatan logistik kapal berangkat dan balik masih teramat jomplang, yakni 73:27.
"Harapan saya, pemda-pemda yang dilintasi jalur kapal logistik ini bisa lebih bersinergi dengan para pemangku kepentingan. Sehingga, efektivitas dari kapal penugasan logistik menjadi lebih tinggi," kata Anda, sapaan akrabnya, dalam konferensi pers di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (24/7).
Meski muatan kapal jomplang saat perjalanan balik, Anda menegaskan Pelni tetap akan tetap menjalankan penugasan logistik yang diberikan pemerintah sejak 2015, yakni mendistribusikan barang kebutuhan pokok dan penting (bapokting). Namun, menurutnya, dukungan pemda di tiap titik trayek amat penting untuk meningkatkan muatan balik hingga 90% atau bahkan 100%.
"Pelni membutuhkan dukungan pemda setempat yang wilayahnya menjadi trayek kapal penugasan logistik supaya muatan balik dapat ditingkatkan hingga 100%," harapnya.
Anda menambahkan, kehadiran kapal logistik Pelni terbukti mampu menekan disparitas harga bapokting, khususnya di wilayah Indonesia timur.
"Untuk wilayah Indonesia tengah penurunan harga berkisar 10%-30%, sedangkan di Indonesia timur bisa mencapai 15%-45%," ujarnya.
Selain mendistribusikan beras, tepung terigu, gula, minyak goreng, daging ayam dan sapi, kapal logistik Pelni juga membawa komoditas seperti kedelai, cabai rawit, dan bawang merah yang sebagian besar ditujukan untuk wilayah Indonesia timur.
"Semakin ke timur, dampak penurunan harga semakin besar. Ini menunjukkan peran signifikan kapal logistik dalam menjaga ketersediaan dan keterjangkauan barang pokok," jelas Dirut Pelni.
Di kesempatan yang sama, Kepala Pelni Cabang Jakarta Dicky Dermawandi menambahkan, beberapa trayek yang dinilai paling efektif dalam program Tol Laut antara lain tujuan Surabaya, Makassar, dan Maluku Utara, yang mampu mengangkut hingga 3.000 kontainer per tahun.
Pada 2025, Pelni mengoperasikan delapan trayek logistik reguler dan satu kapal logistik cadangan yang melayani total 52 pelabuhan. Kapasitas angkutnya mencapai 1.151 teus (twenty-feet equivalent units)
Sejak pertama kali mendapat penugasan pada 2015, kapal logistik Pelni telah mengangkut 86.023 teus dalam 1.074 voyage. Untuk semester I 2025 (Januari–Juni), Pelni berhasil mengangkut 5.849 teus, naik 102% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. (Ins/E-1)