
DUTA Besar Pakistan untuk Amerika Serikat, Rizwan Saeed Sheikh, mengatakan India bertanggung jawab untuk bisa meredakan ketegangan antara dua negara.
Sebagaimana diberitakan, eskalasi antara kedua negara tetangga bersenjata nuklir itu terjadi setelah serangan pada 22 April di Pahalgam, wilayah Kashmir yang dikelola India yang menewaskan 26 orang.
Sheikh mengungkapkan bahwa telah terjadi kontak antara Dewan Keamanan Nasional (NSC) kedua negara, meskipun ia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
"Saya pikir telah ada kontak di tingkat NSC, tetapi eskalasi ini, baik dari tindakan yang diambil maupun retorika yang muncul, harus dihentikan," kata Sheikh dikutip dari TRT World.
"Sekarang tanggung jawab untuk de-eskalasi ada pada India, tetapi ada batasan dalam hal penahanan diri. Pakistan berhak untuk merespons kembali. Ada cukup tekanan dari opini publik kami kepada pemerintah untuk merespons," tambahnya.
Tutup 24 Bandara
Menurut The Washington Post, India menangguhkan operasi penerbangan di 24 bandara di wilayah utara dan barat akibat meningkatnya ketegangan dengan Pakistan. Kementerian Penerbangan Sipil India mengonfirmasi penutupan sementara ini, termasuk di bandara-bandara penting seperti Amritsar dan Srinagar.
Maskapai besar seperti IndiGo dan Air India membatalkan lebih dari 160 penerbangan. Air India juga mengalihkan dua penerbangan internasional dari Amritsar ke New Delhi menyusul penutupan bandara yang mendadak.
Klaim Militer India
Militer India menyatakan bahwa pasukan Pakistan meluncurkan "beberapa serangan" menggunakan drone dan senjata lainnya di sepanjang perbatasan barat India pada Kamis malam hingga Jumat pagi. Ketegangan antara dua negara bersenjata nuklir ini pun semakin meningkat. Belum ada tanggapan langsung dari Pakistan terkait pernyataan India tersebut. (Ndf/I-1)