Pakar Followership Indonesia Ini Raih Penghargaan Internasional di AS

1 day ago 4
Pakar Followership Indonesia Ini Raih Penghargaan Internasional di AS MUHSIN Budiono Nurhadi, pakar followership global.(Dok. Pribadi)

MUHSIN Budiono Nurhadi, pakar followership asal Indonesia, baru saja mendapatkan penghargaan internasional The Most Intriguing Paper di The 4th Global Followership Conference (GFC) yang diselenggarakan di Claremont McKenna College, Claremont, California, Amerika Serikat, pada 28-31 Mei 2025.

Followership, dalam konteks kepemimpinan, adalah kemampuan dan sikap seseorang untuk mengikuti, mendukung, dan bekerja sama dengan pemimpin atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam konferensi GFC 2025 yang dihadiri oleh 124 peserta dari 12 negara di seluruh dunia ini, Muhsin berharap terminologi followership akan semakin dikenal luas, terutama di kalangan masyarakat Indonesia. Ia juga berkesempatan untuk bertemu langsung dengan tokoh legenda followership dunia, Dr. Robert Kelley yang merupakan pencetus terminologi followership pertama kali lewat tulisannya di Harvard Business Review di tahun 1988.

“Pemahaman yang utuh tentang followership sangat krusial untuk mendapatkan perspektif yang seimbang dalam memahami dinamika hubungan antara pemimpin (leader) dan pengikut (follower),” kata Muhsin, dalam keterangannya, Minggu, (1/6).

Menurut Muhsin, followership merupakan ilmu dan skill yang penting dipelajari serta diterapkan untuk pengembangan diri dan mengasah kemampuan leadership skill, yang pada gilirannya dapat memberikan pengaruh positif terhadap pemimpin dan lingkungan sekitar dalam konteks hubungan pemimpin-pengikut yang kolaboratif (partnership).

Penghargaan dan penerimaan Muhsin di kalangan internasional menjadi bukti nyata bahwa kepakaran Indonesia di bidang followership telah diakui secara global, sekaligus memotivasi lebih banyak individu untuk memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip followership dalam kehidupan pribadi maupun profesional mereka.

Di momen pemberian penghargaan, selama kurang lebih 30 menit Muhsin menyampaikan makalahnya yang berjudul Power-Move Act: A Followership Lesson from Khalid ibn Al-Walid. Pada presentasinya tersebut Muhsin memperkenalkan terminologi Power-Move Act (P-M Act) yang diinspirasi dari sikap mulia Komandan perang pasukan muslim terhebat sepanjang sejarah, Khalid bin Walid.

“Pada praktiknya, di organisasi maupun korporasi ada saja kondisi seseorang yang harus kehilangan jabatan secara ekstrem yang bukan sebab melakukan kesalahan/fraud, melainkan karena restrukturisasi organisasi, tekanan eksternal, faktor politis, ataupun sebab-sebab lainnya,” ujar Muhsin yang merupakan alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut, dalam keterangan tertulisnya, Minggu, (1/6).

Muhsin diakui komunitas followership dunia sebagai pakar followership global dengan sertifikasi standar internasional untuk mengajar followership, setelah mengikuti program sertifikasi langsung dari pakar followership dunia, seperti Ira Chaleff dan Marc Hurwitz.

Muhsin yang juga merupakan karyawan aktif PT Pertamina (Persero) itu dinilai berkontribusi positif dalam penyusunan bahan ajar, penulisan artikel dan buku followership bersama pakar-pakar followership global.  Pada 2019, Muhsin mendapatkan penghargaan Internasional Followership Trailblazer Award di Waterloo University, Kanada atas upayanya yang telah memberikan edukasi followership kepada sedikitnya 14.000 orang di seluruh Indonesia, baik melalui sesi daring maupun luring.

Di Kanada ia juga menerbitkan buku Followership Education New Directions for Student Leadership (Vol 2020/#167) dengan menggandeng Wiley publisher. Di Indonesia sendiri Muhsin menerbitkan buku followership bertajuk The Jongos Ways. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |