Oliver Glasner Persembahkan Trofi Piala FA Pertama Crystal Palace untuk Para Suporter

5 hours ago 1
Oliver Glasner Persembahkan Trofi Piala FA Pertama Crystal Palace untuk Para Suporter Oliver Glasner mempersembahkan kemenangan bersejarah Crystal Palace atas Manchester City di final Piala FA kepada para suporter.(Media Sosial X)

OLIVER Glasner mempersembahkan kemenangan Crystal Palace di Piala FA kepada para penggemar klub. Ia mengatakan butuh waktu baginya untuk benar-benar meresapi kemenangan bersejarah di Wembley, Sabtu.

Palace mengalahkan Manchester City 1-0 untuk memenangkan trofi besar pertama dalam sejarah klub selama 120 tahun dan mengamankan tiket ke kompetisi Eropa. Lebih dari 30.000 suporter dari klub asal London Selatan itu merayakan kemenangan dengan gegap gempita di stadion nasional saat peluit akhir dibunyikan.

Palace sempat gagal menang dalam delapan pertandingan pertama mereka di Liga Premier musim ini. Palace kalah telak 5-2 dari Manchester City serta 5-0 dari Newcastle dalam dua laga beruntun pada April.

Namun mereka menutup musim dengan membawa pulang trofi Piala FA ke lemari piala Selhurst Park. Glasner, yang sebelumnya membawa Eintracht Frankfurt menjuarai Liga Europa musim 2021–22, kini bisa mulai merancang kampanye Liga Europa lainnya.

“Tak ada yang menyangka Frankfurt akan menjuarai Liga Europa dan tak ada yang menyangka Crystal Palace akan menjuarai Piala FA,” kata Glasner, yang menjadi pelatih asal Austria pertama yang memenangkan kompetisi ini.

“Ini membuktikan apa yang bisa terjadi jika Anda sabar. Sebagai pemain dan pelatih sepak bola, kesuksesan terbesar bukanlah mengangkat trofi. Tapi memberikan momen tak terlupakan bagi puluhan ribu penggemar. Memberikan mereka kebahagiaan."

“Mungkin mereka punya masalah di rumah, dan kami bisa membuat mereka bahagia... Kami melakukannya untuk para penggemar kami.”

Ketika ditanya bagaimana perasaannya menjadi manajer pertama yang membawa trofi besar bagi Palace, Glasner menambahkan: “Aneh rasanya, saya justru merasa kosong.

“Saya mungkin baru akan menyadari hal ini besok atau Senin. Yang gila adalah, hari Senin kami sudah harus memikirkan laga melawan Wolves pada Selasa. Kami bilang sebelum pertandingan bahwa kami ingin menulis sejarah kami sendiri — dan kami telah menulis bab besar dalam sejarah kami. Tahun depan kami akan melanjutkannya saat bermain di Eropa."

“Kami punya karakter luar biasa, rasa kebersamaan yang kuat, etos kerja, serta lingkungan dan atmosfer yang positif — ini semua adalah fondasi penting untuk meraih hal-hal yang tampaknya mustahil.”

Ayahku Bersamaku di Setiap Tendangan

Kiper Palace, Dean Henderson, memainkan peran penting dalam kemenangan timnya, termasuk menyelamatkan penalti Omar Marmoush di babak pertama, meskipun pihak City berargumen bahwa Henderson seharusnya diusir keluar karena menyentuh bola di luar kotak penalti saat ditekan oleh Erling Haaland.

Henderson menyampaikan penghormatan emosional kepada mendiang ayahnya setelah pertandingan. “Aku kehilangan ayah di awal musim, tapi dia bersamaku hari ini,” ujar mantan penjaga gawang Manchester United itu, yang membuat sejumlah penyelamatan gemilang untuk menggagalkan peluang City.

“Dia ada di setiap tendangan yang aku lakukan. Aku persembahkan kemenangan ini untuknya. Kami luar biasa hari ini. Kami merasa ini akan menjadi hari kami. Pelatih punya rencana permainan dan kami menjalankannya dengan sempurna. Kami benar-benar pantas mendapatkannya.”

Henderson juga sempat terpukul karena kehilangan mantan rekan setimnya di Sheffield United, George Baldock, yang meninggal pada Oktober lalu.

Eze Tak Bisa Menyembunyikan Rasa Harunya

Gol kemenangan Palace dicetak Eberechi Eze, dari serangan bermakna pertama Palace dalam pertandingan. “Ini luar biasa, aku bahkan tidak tahu harus berkata apa,” ujar pemain timnas Inggris itu, yang tumbuh besar di lingkungan Kristen dan rutin ke gereja.

“Terima kasih Tuhan. Hanya Tuhan yang bisa melakukan ini. Menghadapi tim yang jadi terbaik di dunia selama bertahun-tahun, lalu bisa menunjukkan semangat dan energi seperti ini.”

Berbicara tentang proses golnya Eze menambahkan: “Aku sampai susah napas! City memegang bola dengan sangat baik, jadi kamu harus kerja keras untuk bisa mendapatkan apa pun dari mereka. Saat kamu sudah masuk ke kotak penalti mereka, kamu harus memanfaatkan peluang itu.”

Eze sempat kesulitan menembus dunia profesional. Ia sempat ditolak oleh banyak klub, termasuk Arsenal, Fulham, Reading, Bristol City, Sunderland, dan Millwall sebelum akhirnya mendapat kesempatan emas di Queens Park Rangers.

Ia pindah ke Palace pada 2020 dan sejak itu berhasil menembus timnas Inggris. Kini, Eze adalah juara Piala FA.

“Aku sudah menempuh perjalanan panjang,” ujarnya kepada BBC Sport. “Bisa berada di posisi ini sekarang — sulit mencari kata-kata yang tepat.” (BBC/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |