Meneganal ADHD serta Pengaruhnya pada Konsentrasi dan Perilaku Anak

2 weeks ago 12
Meneganal ADHD serta Pengaruhnya pada Konsentrasi dan Perilaku Anak Ilustrasi, gangguan ADHD.(Dok. Freepik)

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan saraf pada manusia. ADHD termasuk gangguan saraf yang banyak ditemui dan umumnya sudah terdeteksi sejak masa anak-anak, meskipun terdapat juga ADHD yang terdeteksi saat usia dewasa.

Seseorang dengan ADHD akan mengalami beberapa kondisi yang ditandai dengan kesulitan fokus, hiperaktivitas, dan impulsivitas. Kondisi tersebut akan menetap seumur hidup penderitanya.

Karena merupakan gangguan yang bersifat permanen, penderita ADHD umumnya disarankan untuk menjalankan beberapa terapi untuk membuat kondisinya membaik. Jika tidak ditangani penderita ADHD akan mengalami kesulitan dalam mengontrol emosi, berpikir, maupun bertindak.

Beberapa ciri ADHD kerap disamakan dengan sifat anak-anak yang cenderung sulit fokus dan hiperaktif. Itu membuat diagnosa dan penanganan ADHD pada anak kerap terlambat. Padahal, ada beberapa penanganan yang bisa meringankan gejala penyakit ADHD, sehingga tidak menjadi komplikasi pada kehidupan penderitanya.

Gejala ADHD:

  • Impulsif
  • Hiperaktif
  • Sulit menentukan prioritas
  • Tidak terorganisir, dan sering kehilangan barang
  • Kurang bisa mengelola waktu dengan efektif
  • Sulit berkonsentrasi dan tidak fokus
  • Tidak bisa mengerjakan beberapa tugas sekaligus (multitasking)
  • Mood swing atau mengalami perubahan suasana hati yang sangat drastis dengan cepat
  • Kurang bisa mentoleransi kondisi yang tidak nyaman
  • Mudah teralihkan oleh rangsangan eksternal


Penyebab ADHD

Belum ada hal yang pasti mengenai penyebab ADHD, tetapi beberapa hal diduga kuat menjadi pemicu kondisi ADHD pada seseorang.

Faktor genetik

Faktor genetik, atau keturunan, termasuk memiliki ibu, ayah, atau saudara kandung yang menderita ADHD atau gangguan mental lain.

Gangguan tumbuh kembang

Anak dengan gangguan tumbuh kembang atau memiliki riwayat masalah medis sejak lahir, misalnya adanya kekurangan asupan oksigen ke otak, memiliki potensi lebih besar mengalami ADHD.

Faktor lingkungan

Lingkungan yang terpapar zat kimia seperti timbal dan zat beracun lainnya bisa membuat seorang anak menderita ADHD.

Masalah saat kehamilan

Ibu yang memiliki masalah kesehatan, apalagi mengonsumsi alkohol, narkoba, dan merokok selama kehamilan berpotensi lebih besar memiliki anak dengan gangguan ADHD.

Kelahiran prematur

Bayi yang lahir secara prematur, atau sebelum usia kehamilan 37 minggu, berpotensi lebih besar mengalami berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan ADHD.

Itulah hal-hal terkait gangguan ADHD yang umumnya menyebabkan seseorang memiliki masalah perilaku seperti kesulitan konsentrasi.

(Fkm Unair/H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |