Layanan Kesehatan Terapung Hadir di Waigeo

12 hours ago 8
Layanan Kesehatan Terapung Hadir di Waigeo PT Pertamina International Shipping (PIS) kembali menjalin kolaborasi dengan Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE) melalui program penyediaan layanan kesehatan terapung menggunakan Rumah Sakit Kapal Nusa Waluya II.(Dok. PT Pertamina International Shipping)

AKSES terhadap layanan kesehatan yang memadai masih menjadi tantangan besar bagi masyarakat di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). 

Menjawab kebutuhan tersebut, PT Pertamina International Shipping (PIS) kembali menjalin kolaborasi dengan Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE) melalui program penyediaan layanan kesehatan terapung menggunakan Rumah Sakit Kapal Nusa Waluya II.

Kali ini, layanan medis terapung tersebut hadir di Waigeo Utara, Papua Barat Daya. Kapal rumah sakit akan beroperasi selama 60 hari, terhitung sejak 10 Juni 2025 hingga Agustus mendatang, dengan target melayani hingga 10.000 warga dari tujuh distrik secara gratis.

Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen sosial PIS melalui program BerSEAnergi untuk Laut. "Kami melihat adanya kesamaan misi antara PIS dan doctorSHARE, yaitu memberikan manfaat bagi masyarakat melalui pemanfaatan fasilitas kapal. Karena itu, kerja sama ini sangat relevan," ujar Corporate Secretary PIS Muhammad Baron dalam keterangan resmi.

Rumah Sakit Kapal Nusa Waluya II dilengkapi berbagai fasilitas medis seperti ruang operasi mayor, instalasi gawat darurat (IGD), ruang bersalin, laboratorium, dan ruang rawat inap. Dalam waktu kurang dari satu bulan beroperasi di Waigeo, kapal ini telah melayani lebih dari 1.300 pasien, termasuk dua operasi caesar darurat yang berhasil menyelamatkan ibu dan bayi.

Baron menambahkan, kolaborasi ini merupakan lanjutan dari kerja sama serupa yang dilaksanakan di Seget, Sorong, Papua, pada tahun 2023. "Inisiatif ini sejalan dengan salah satu pilar tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) PIS, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui akses kesehatan, selain dua pilar lainnya, yakni pendidikan dan lingkungan."

Ketua Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE), Tutuk Utomo, turut mengapresiasi keberlanjutan kerja sama ini. Ia menyebut bahwa komitmen PIS telah membuka akses layanan kesehatan yang lebih mudah dijangkau oleh masyarakat di wilayah terpencil.

"Dukungan dari PIS memungkinkan kami memberikan layanan kesehatan yang optimal di wilayah pelosok Indonesia Timur," ujar Tutuk.

Rumah Sakit Kapal Nusa Waluya II memiliki luas sekitar 900 m² dan dilengkapi dengan 21 tempat tidur rawat inap, dua ruang operasi mayor, ruang bersalin, IGD, sembilan klinik spesialis dan umum, serta fasilitas laboratorium, radiologi, dan bank darah. Sebanyak 35 tenaga medis bertugas secara penuh di kapal, terdiri dari dokter umum, perawat, bidan, apoteker, serta dokter spesialis seperti obgyn, anak, bedah, dan penyakit dalam. Selama di Waigeo, pihaknya menangani sejumlah kasus kritis. 

"Salah satunya adalah operasi caesar pada pasien dengan kondisi janin terlilit tali pusat, yang kemungkinan selamatnya sangat kecil jika tidak ditangani segera. Ini membuktikan pentingnya akses terhadap fasilitas medis yang layak," lanjut Tutuk.

Program Rumah Sakit Kapal ini sejalan dengan prinsip environmental, social, and governance (ESG) yang diusung PIS, khususnya pada aspek sosial. Selain itu, inisiatif ini turut mendukung pencapaian beberapa target sustainable development goals (SDGs), seperti SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), SDG 10 (Mengurangi Ketimpangan), SDG 14 (Ekosistem Laut), dan SDG 17 (Kemitraan untuk Tujuan).

Melalui program ini, PIS tidak hanya berperan dalam distribusi energi nasional, tetapi juga memperkuat kehadiran perusahaan negara yang memberikan dampak nyata, khususnya di daerah-daerah dengan akses terbatas. Rumah sakit kapal menjadi bukti bahwa kapal tidak hanya menjadi sarana logistik, tetapi juga wahana pelayanan publik yang menjangkau masyarakat hingga ke pelosok negeri. (E-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |