Kukuhkan Lima Guru Besar Baru, Diharapkan Kembangkan Ilmu Pengetahuan

2 weeks ago 18
Kukuhkan Lima Guru Besar Baru, Diharapkan Kembangkan Ilmu Pengetahuan Ilustrasi(Dok Unisba)

UNIVERSITAS Islam Bandung (Unisba) terus berupaya meningkatkan  reputasinya sebagai perguruan tinggi swasta unggulan di Jawa Barat dan Banten dengan melahirkan para guru besar (profesor) dalam berbagai keilmuannya. 

Lima orang guru besar baru telah dikukuhkan pada Kamis (26/02) oleh  Rektor Unisba, Prof. Dr. H. Edi Setiadi, S.H., M.H., yang dilaksanakan di Aula kampus Unisba,Bandung.

Kelima guru besar tersebut adalah Prof. Dr. Septiawan Santana Kurnia, S.Sos., M.Si., (Guru Besar dalam Bidang Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba), Prof. Dr. Pupung Purnamasari, S.E., M.Si., Ak., CA., (Guru Besar dalam Ranting Ilmu Auditing Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Unisba), Prof. Dr. Dedeh Fardiah, Dra., M.Si. Guru Besar dalam Ranting Ilmu Media dan Komunikasi Falkultas Ilmu Komunikasi Unisba). 

Selain itu adalah Prof. Dr. Ima Amaliah, S.E, M.Si. (Guru Besar dalam Ranting Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Unisba), dan Prof. Dr. Neneng Nurhasanah, Dra., M.Hum. (Guru Besar dalam Ranting Ilmu Hukum Ekonomi Syariah (Fiqh Muamalah) Fakultas Syariah Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Unisba). 

Dalam keterangannya , Rektor menegaskan  pendirian Unisba  memiliki cita-cita yang futuristis yaitu menghasilkan perguruan tinggi  unggul mendidik kader-kader Generasi Muda Islam, teknorat, ilmuwan dan seniman yang mempunyai spirit keislaman yang kuat, sesuai dengan sunnah Nabi dan firman Allah.

 “Tradisi akademik yang dijalankan di Unisba berasal dari tradisi Qur’ani. Maka, Unisba harus tetap tegak laksana batu karang untuk terus mengembangkan sayap keilmuannya dan beguna bagi masyarakat,” ungkapnya.

Rektor juga berharap jabatan Guru Besar dapat menjadi cita-cita dan harapan bagi seluruh dosen di Unisba. Menurutnya, Guru Besar bukan sekadar seorang pengajar, tetapi merupakan Maha Guru yang memiliki kewenangan dan kesaktiannya di bidang akademik. Meskipun untuk mencapainya diperlukan waktu serta upaya maksimal dalam mencapai puncak tertinggi tersebut.

Selain itu, Rektor menekankan bahwa Guru Besar tidak boleh menjadi “pertapa” tetapi justru sebaiknya, mereka harus tetap bergaul dan membumi serta terlibat dalam berbagai kegiatan akademik serta aktif dalam pengabdian masyarakat dengan ikut serta memecahkan berbagai persoalan nyata dalam masyarakat. 

”Guru Besar haruslah menjadi pengembang ilmu pengetahuan melalui berbagai pikirannya yang dimuat di berbagai jurnal dan buku serta menjadi intelektual publik dengan cara menulis di media massa, sehingga ilmunya berguna untuk kemajuan peradaban,” ujarnya.

Rektor menegaskan bahwa tugas utama seorang Guru Besar adalah mengembangkan ilmu pengetahuan. Mereka tidak boleh berhenti berkarya hanya karena memiliki tugas tambahan atau jabatan lainnya.

Ia juga mengingatkan bahwa seorang Profesor, sebagaimana makna aslinya dalam bahasa Latin Profess, harus berani menyatakan, mempertahankan, dan merekomendasikan isu-isu penting secara terbuka, baik dalam perkuliahan maupun dalam tulisan akademik.

Lebih lanjut,Rektor Unisba menyampaikan lima amanah penting, antara lain agar meneguhkan diri menjadi pemikir mandiri dengan referensi yang kaya dan argumen yang kuat dengan tidak terbawa arus opini publik yang menyesatkan, membantu pemimpinan Unisba dan yayasan dalam menjaga moral dan standar akademik tertinggi, membantu dalam membina dan mendidik dosen-dosen muda untuk tumbuh dan berkembang, terus menjadi insan akademik yang memberikan arah dan pencetus awal di bidang akademik, serta tidak melupakan pengorbanan dan berterima kasihlah kepada pasangan dan anak-anak. 

Pada pengukuhan ini, kelima guru besar menyampaikan orasi ilmiahnya masing-masing. Prof. Septiawan menyampaikan orasi ilmiah berjudul ‘Bagaimana Jusrnalisme Melihat Content Creator Di Dalam Kegiatan Jurnalistik’, Prof. Pupung menyampaikan orasi ilmiah berjudul ’Audit Smart & Pentahelix : Sinergi Inovatif Dalam Pencegahan Korupsi dan Pembangunan Berkelanjutan’.

Prof. Dedeh menyampaikan orasi ilmiah berjudul ’Model Edukasi Literasi Digital Berdaya Dan Berbudaya Dalam Upaya Menciptkan Generasi Z Yang Cerdas Dan Kritis Menyongsong Indonesia Digital 2045’, Prof. Ima menyampaikan orasi ilmiah berjudul ’Meniti Garis Tipis : Ekonomi, Penduduk Dan Krisis Lingkungan Di Asia Tenggara’, dan Prof. Neneng menyampaikan orasi ilmiah berjudul ’ Tauhid Ekonomi Sebagai Pilar Kepatuhan Syariah Di Era Revolusi Industri 5.0’. (H-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |