KTT BRICS: Presiden Prabowo Nyatakan Tolak Perang dan Penggunaan Standar Ganda

4 hours ago 3
 Presiden Prabowo Nyatakan Tolak Perang dan Penggunaan Standar Ganda PRESIDEN Prabowo Subianto (kanan).(Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)

PRESIDEN Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia pada perdamaian dan reformasi global dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 yang digelar di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (6/7). Prabowo menekankan bahwa perdamaian global dapat dicapai lewat multilateralisme dan keadilan dalam tata kelola global.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang ikut mendampingi Prabowo di Brasil. Menurut Airlangga, pernyataan itu disampaikan Prabowo dalam sesi pleno yang mengusung tema "Strengthening Global South Cooperation for More Inclusive and Sustainable Governance".

"Bapak Presiden juga menegaskan menolak perang dan juga penggunaan standar ganda. Dan Bapak Presiden sejalan dengan hampir dari seluruh peserta mendorong reformasi multilateral dan keterwakilan global south dalam tata kelola global, khususnya dalam institusi seperti PBB dan didorong agar kepemimpinan BRICS dapat mendorong kepemimpinan multilateral yang lebih adil,” papar Airlangga.

Dukung kemerdekaan Palestina

Lebih lanjut, Prabowo juga mengingatkan pentingnya Bandung Spirit dalam forum BRICS, utamanya semangat memperjuangkan nasib negara-negara berkembang dan mendukung kemerdekaan Palestina. Menurut Prabowo, BRICS perlu menjadi kekuatan penyeimbang yang dapat menyuarakan kepentingan negara-negara global selatan secara adil dan konsisten.

"Bapak Presiden menegaskan hubungan terhadap Palestina dan secara khusus untuk mengingatkan Bandung Spirit agar bisa dibawa dalam forum, dilanjutkan dalam forum BRICS tersebut,” kata Airlangga.

Peran negara-negara global selatan menjadi isu yang diangkat oleh sebagian besar pemimpin negara anggota BRICS dalam KTT ke-17 di Brasil. Wakil Menteri Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir mengatakan, banyak negara anggota mendorong BRICS untuk mengambil kepemimpinan negara-negara global selatan. Tujuannya, untuk mereformasi sistem multikultural.

Jaga stabilitas internasional

Menurut Tata, sapaan akrab Arrmanatha, konsolidasi negara-negara global selatan dinilai sangat penting untuk menjaga stabilitas internasional. Selain itu, dapat juga menciptakan ruang pembangunan yang kondusif bagi negara-negara berkembang. Tata menyebut, Indonesia turut mendukung upaya reformasi dan menyambut solidaritas antaranggota BRICS guna menciptakan sistem dunia yang lebih inklusif.

"Tadi semangatnya adalah bagaimana BRICS bisa berkontribusi untuk mendorong reformasi, untuk mendorong penguatan dari sistem multilateral itu sendiri,” terang Tata. (Tri/I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |