
KOLABORASI strategis antara Korea dan negara-negara ASEAN semakin menguat melalui Kemitraan Bisnis Digital ASEAN-Korea. Fokus utamanya adalah menutup kesenjangan digital dan mempercepat inovasi teknologi di Asia Tenggara.
Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN, Satvinder Singh, menyoroti masih rendahnya inklusi digital di kawasan.
“Jutaan orang belum memiliki akses yang memadai terhadap broadband terjangkau,” ungkapnya dalam forum di Hotel Fairmont, Selasa (10/6).
Ia juga menekankan bahwa banyak pelaku usaha sektor informal belum memiliki keterampilan digital dasar, menghambat potensi ekonomi digital ASEAN.
Merespons tantangan tersebut, Singh menyambut baik Proyek Unggulan Inovasi Digital Korea–ASEAN, yang memfokuskan pada pengembangan infrastruktur dan teknologi mutakhir.
Salah satu bentuk konkret inisiatif ini adalah pelatihan AI untuk pelajar Indonesia, dengan dukungan metode dan sumber daya dari pemerintah serta lembaga Korea.
Kemitraan ini telah melahirkan hasil nyata, termasuk kontribusi dari perusahaan teknologi Korea, Arasoft, yang menjalin kerja sama strategis di Indonesia.
Arasoft menandatangani kontrak dengan Pemerintah Kota Tangerang untuk penyediaan alat penulisan digital. Teknologi ini akan digunakan dalam dua sektor utama: pengembangan modul e-book untuk siswa SD dan SMP, serta platform informasi publik yang kelak akan diperluas ke media pemerintah dan perpustakaan daerah.
Selain itu, Arasoft juga menjalin kolaborasi dengan Penerbit IPB, memperluas penetrasi di sektor pendidikan dan penerbitan nasional.
Kisah Arasoft menjadi bukti nyata bahwa kemitraan digital ASEAN–Korea tidak berhenti pada level kebijakan, tetapi juga menciptakan ekosistem kolaboratif lintas sektor—mendorong inovasi, meningkatkan kapabilitas digital, dan membuka peluang bisnis baru yang inklusif dan berkelanjutan. (Z-10)