Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Palestina, Trump Ingin Perdamaian Gaza

4 hours ago 2
Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Palestina, Trump Ingin Perdamaian Gaza Donald Trump.(Dok Al-Jazeera)

PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menyatakan harapannya agar gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza dapat tercapai dalam waktu dekat. Pernyataan ini disampaikan di tengah upaya berkelanjutan untuk meredakan eskalasi kekerasan yang telah menelan ribuan korban jiwa.

Berbicara di Ruang Oval, Jumat (27/6), Trump mengatakan bahwa ia baru saja berdiskusi dengan sejumlah pihak yang terlibat dalam perundingan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera. Meski begitu, ia tidak mengungkapkan siapa saja pihak yang dimaksud.

"Saya rasa kesepakatan ini sudah dekat. Kami perkirakan dalam seminggu ke depan akan ada gencatan senjata," ujar Trump dikutip dari Al Jazeera.

Pernyataan optimistis itu muncul menjelang rencana kunjungan Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer, ke Washington pekan depan. Dermer, salah satu penasihat utama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dijadwalkan akan bertemu pejabat tinggi AS untuk membahas situasi di Gaza dan Iran.

Trump dilaporkan juga tengah mendorong Israel agar mengakhiri operasi militer di Gaza pascakonflik singkat dengan Iran. Selain itu, Trump disebut berupaya memperluas implementasi Perjanjian Abraham, kesepakatan diplomatik antara Israel dan sejumlah negara Arab.

Di luar upaya politik, Trump juga menyoroti komitmen AS dalam mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Ia mengumumkan bahwa pemerintah AS telah menyalurkan dana sebesar US$30 juta (sekitar Rp480 miliar) kepada Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), yang dalam beberapa pekan terakhir telah mendistribusikan paket makanan di zona militer wilayah tersebut.

"Situasi di Gaza sangat mengerikan. Kami mengirim banyak uang dan bantuan makanan ke sana, karena itu sesuatu yang harus kami lakukan," ungkap Trump dikutip dari Time of Israel.

Trump mengakui bahwa sebagian bantuan sempat dijarah oleh kelompok bersenjata. Namun, menurutnya, sistem distribusi baru yang diterapkan GHF dinilai cukup efektif.

"Secara teori, kami sebenarnya tidak punya kewajiban terlibat dalam masalah ini, tetapi kami memilih untuk ikut campur karena orang-orang sedang sekarat," katanya.

Meski demikian, distribusi bantuan tetap menghadapi tantangan. Insiden penembakan terhadap warga Palestina yang tengah berusaha mengakses titik distribusi bantuan oleh militer Israel telah menimbulkan kecaman internasional.

Trump juga menyoroti perlunya negara-negara lain ikut terlibat dalam penyaluran bantuan dengan mengeklaim beban saat ini sebagian besar ditanggung oleh Amerika Serikat. Negara-negara lain, termasuk PBB, selama ini lebih memilih jalur distribusi alternatif yang juga kerap menghadapi masalah penjarahan.

Kelompok bantuan internasional menilai, solusi utama tetap berada di tangan Israel, yaitu dengan meningkatkan volume bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza. Selama sebulan terakhir, rata-rata hanya 56 truk per hari yang bisa masuk ke wilayah tersebut, jauh dari kebutuhan minimal ratusan truk per hari. (I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |