Keir Starmer Umumkan Rencana Empat Poin untuk Bantu Ukraina Akhiri Perang

1 week ago 12
Keir Starmer Umumkan Rencana Empat Poin untuk Bantu Ukraina Akhiri Perang Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mengumumkan rencana empat poin mendukung Ukraina dalam mengakhiri perang dan mempertahankan kedaulatannya dari Rusia.(Media Sosial X)

PERDANA Menteri Inggris, Keir Starmer, mengumumkan rencana empat poin untuk bekerja sama dengan Ukraina dalam mengakhiri perang dan mempertahankan negara tersebut dari Rusia.

Starmer mengatakan Inggris, Prancis, dan negara-negara lain akan meningkatkan upaya mereka dalam sebuah "koalisi negara yang bersedia", serta berupaya melibatkan Amerika Serikat dalam mendukung Ukraina.

"Kita berada di persimpangan sejarah hari ini," ujar Starmer setelah menghadiri pertemuan puncak dengan 18 pemimpin dunia—terutama dari Eropa, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Zelensky menyatakan Ukraina merasakan "dukungan yang kuat" dan pertemuan tersebut menunjukkan "persatuan Eropa pada tingkat yang sangat tinggi, yang belum terlihat selama ini."

Pengumuman ini datang dua hari setelah perdebatan sengit antara Zelensky dan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih.

"Kami semua di Eropa bekerja sama untuk menemukan dasar bagi kerja sama dengan Amerika demi perdamaian sejati dan keamanan yang terjamin," kata Zelensky setelah pertemuan tersebut.

Empat Poin Rencana Keir Starmer

Dalam konferensi pers setelah pertemuan, Starmer mengungkapkan empat poin yang telah disepakati:

  1. Memastikan aliran bantuan militer ke Ukraina tetap berjalan serta terus meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Rusia.
  2. Menjamin bahwa setiap kesepakatan damai harus memastikan kedaulatan dan keamanan Ukraina, serta Ukraina harus hadir dalam setiap pembicaraan damai.
  3. Jika terjadi kesepakatan damai, Ukraina harus diperkuat secara pertahanan untuk mencegah invasi di masa depan.
  4. Membangun "koalisi negara yang bersedia" untuk mendukung perjanjian damai di Ukraina dan menjamin perdamaian setelahnya.

Starmer juga mengumumkan tambahan dana £1,6 miliar (US$2 miliar) dalam bentuk pembiayaan ekspor dari Inggris untuk membeli lebih dari 5.000 rudal pertahanan udara. Ini merupakan tambahan dari pinjaman £2,2 miliar yang digunakan untuk bantuan militer bagi Ukraina, didukung keuntungan dari aset Rusia yang dibekukan.

"Kita harus belajar dari kesalahan masa lalu, kita tidak bisa menerima kesepakatan yang lemah yang dapat dengan mudah dilanggar oleh Rusia. Sebaliknya, setiap kesepakatan harus didukung dengan kekuatan," tegas Starmer.

Perdana menteri tidak menyebut secara spesifik negara mana saja yang telah sepakat bergabung dalam koalisi ini, tetapi ia menyatakan negara-negara yang berkomitmen akan segera meningkatkan perencanaan dengan urgensi tinggi.

Ia juga menegaskan Inggris akan mendukung komitmennya dengan "pasukan di darat dan pesawat di udara".

"Eropa harus memikul beban utama," katanya, seraya menambahkan bahwa kesepakatan ini membutuhkan dukungan AS dan harus melibatkan Rusia, tetapi Moskow tidak boleh diizinkan untuk menentukan syaratnya.

"Saya sepakat dengan Trump bahwa kita membutuhkan perdamaian yang berkelanjutan dengan segera. Sekarang, kita harus mewujudkannya bersama-sama," ujar Starmer.

Ketika ditanya apakah AS di bawah kepemimpinan Trump adalah sekutu yang tidak bisa diandalkan, Starmer menjawab:
"Tidak ada yang ingin melihat apa yang terjadi pada Jumat lalu, tetapi saya tidak menerima bahwa AS adalah sekutu yang tidak bisa diandalkan."

Negara-Negara yang Hadir di KTT

Negara-negara yang menghadiri pertemuan ini termasuk: Prancis, Polandia, Swedia, Turki, Norwegia, Republik Ceko, Denmark, Jerman, Belanda, Rumania, Finlandia, Italia, Spanyol, dan Kanada.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menekankan Eropa sekarang harus segera melakukan "persenjataan ulang".

Sekjen NATO, Mark Rutte, juga menggarisbawahi bahwa negara-negara Eropa kini "meningkatkan langkah" untuk memastikan Ukraina memiliki sumber daya yang diperlukan "untuk terus bertahan selama yang dibutuhkan".

Pertemuan Zelensky dengan Raja Charles III dan Kesepakatan Mineral dengan AS
Setelah pertemuan puncak, Zelensky melanjutkan perjalanannya ke Sandringham untuk bertemu dengan Raja Charles III.

Dalam konferensi pers terakhir, Zelensky menyatakan siap menandatangani kesepakatan mineral dengan AS.

Kesepakatan tersebut—yang memungkinkan AS mengakses cadangan mineral langka Ukraina—awalnya dijadwalkan untuk ditandatangani selama kunjungan Zelensky ke Washington. Namun, delegasi Ukraina meninggalkan pertemuan lebih awal setelah konfrontasi panas dengan Trump di Ruang Oval.

Sebelumnya pada Minggu, Menteri Keuangan AS Scott Bessen memperingatkan bahwa kesepakatan mineral tidak dapat ditandatangani tanpa perjanjian damai dengan Rusia.

Namun, ketika ditanya oleh BBC mengenai masa depan kesepakatan itu setelah pertemuan puncak, Zelensky menegaskan bahwa kesepakatan itu siap untuk ditandatangani. "Kesepakatan yang ada di meja akan ditandatangani jika para pihak sudah siap," ujarnya.

Konteks Diplomasi yang Memanas

KTT ini menutup pekan diplomasi yang penuh ketegangan, di mana Presiden Prancis Emmanuel Macron, Keir Starmer, dan Zelensky melakukan kunjungan ke Washington.

Namun, pertemuan Zelensky dengan Trump di Gedung Putih berujung pada konfrontasi sengit. Trump bahkan menuduh pemimpin Ukraina itu "bermain-main dengan Perang Dunia Ketiga".

Trump sendiri telah menyatakan keinginannya untuk mengakhiri perang di Ukraina dan bahkan mengungkapkan kepercayaannya pada Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menimbulkan kekhawatiran di antara sekutu-sekutu Baratnya.

Selain itu, AS juga telah melakukan serangkaian pembicaraan damai dengan Rusia—tanpa melibatkan Ukraina.

Pada satu titik, Trump bahkan menuduh Ukraina sebagai pihak yang memulai perang—padahal, Putin-lah yang meluncurkan invasi penuh ke Ukraina pada 24 Februari 2022. (BBC/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |