
KARYA seni bisa menjadi salah satu media untuk meningkatkan kemampuan dan mendukung kreativitas berbagai kalangan, termasuk kalangan disabilitas.
Seniman disabilitas dari studio seni inklusif, Tab Space, Naomi Shanum Bhanurasmi dan M. Kafin Lanmo, menjadi contoh bahwa disabilitas tak menjadi halangan untuk bisa berkarya.
Naomi Shanum Bhanurasmi merupakan penyandang autisme dan Kafin hidup dengan cerebral palsy. Mereka rutin menghasilkan karya melalui Tab Space, termasuk karya visual berupa ilustrasi yang dibuat untuk merchandise eksklusif Kirithra, varian parfum terbaru dari rumah parfum avant-garde asal Indonesia Saff & Co.
Mereka membuat ilustrasi yang terinspirasi dari imajinasi mereka soal musik hingga superhero. Keterlibatan seniman disabilitas dilakukan dalam upaya mendorong keterlibatan sosial dalam industri kreatif.
"Kami ingin menyampaikan cerita dan pengalaman manusia melalui wewangian. Kirithra adalah perayaan kontribusi dan cerita setiap individu. Bagi kami, parfum bukan hanya soal aroma, tapi juga tentang pengalaman dan narasi,” kata Co-Founder Saff & Co., Santi Tan, melalui keterangannya, Selasa (1/7).
Santi menjelaskan parfum ini menawarkan aroma kompleks dengan lapisan-lapisan berjenjang. Aroma awal menampilkan manisnya madu Sidr yang dipadukan dengan kesegaran jeruk klementin dan sentuhan asap dari getah pohon birch. Di lapisan tengah, keharuman bunga mawar Roseraie de l’Hay dan melati Filipina (sampaguita) berpadu dengan aroma kayu yang pedas dari akigalawood. Sementara di bagian akhir, parfum ini mengendap dengan wangi hangat dan membumi dari kayu Georgywood, musk cashmeran, dan nilam asal Sulawesi.
Peracik parfum Kirithra adalah Nanako Ogi, ahli parfum asal Jepang yang dikenal lewat pendekatannya yang puitis terhadap wewangian, dengan latar belakang antropologi dan kimia. Nanako telah bekerja untuk sejumlah merek internasional dan turut menciptakan sejumlah varian Saff & Co. sebelumnya, seperti Annabel Lee dan Las Pozas.
Peluncuran varian tersebut juga menggandeng figur publik Widi Mulia dan putrinya, Widuri Puteri, sebagai muse. Keduanya merepresentasikan semangat cinta dan kepemimpinan yang menumbuhkan, sejalan dengan nilai yang ingin disampaikan Kirithra melalui kolaborasi ink.
"Kirithra adalah perwujudan kolaborasi sosial antar sesama pegiat industri lokal. Hal ini tercermin dari pemilihan muse yang adalah seniman dalam kancah perfilman dan tarik suara -Widi Mulia dan Widuri Puteri. Serta pengaplikasian karya seni grafis yang diciptakan oleh Tab Spec, sebuah kewirausahaan sosial yang memberdayakan seniman dengan disabilitas," pungkasnya. (H-3)