
DUA ternak di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mati dan diduga terjangkit antraks. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul menginformasikan, kedua ternak tesebut, kambing dan sapi, berada di Desa Tileng, Kapanewon Girisubo.
Kepala DPKH Gunungkidul Wibawanti Wulandari menjelaskan, keduanya mati mendadak pada Sabtu (26/4). Sampel darah kedua hewan tersebut masih diteliti di laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates.
"Kami menduga penyebabnya akibat antraks," terang Wibawanti, Selasa (6/5).
Pasalnya, kedua ternak itu berada di zona merah antraks, yaitu di Tileng, Kapanewon Girisubo dan Bohol, Kapanewon Rongkop.
Ia menambahkan, kedua ternak kemudian langsung dikubur.sesuai standar penguburan hewan yang terjangkit antraks.
Ia juga menambahkan, dugaan sementara, hewan tersebur tertukar antraks lewat pakan ternak. Pasalnya, pakan itu sebelumnya diletakkan di zona merah ternak.
Sebelumnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (DPKP) DIY, Syam Arjayanti menjelaskan, dua kelurahan, yaitu Tileng, di Kapanewon Girisubo, dan Kelurahan Bohol, di Kapanewon Rongkop, memang masih berstatus zona merah. Penetapan zona merah tersebut didasari atas temuan kasus kasus antraks pada Februari 2025 di wilayah itu.
"Masih ada pemberlakuan hewan dilarang keluar (di zona merah tersebut)," terang dia.
Ia menyebutkan, vaksinasi antraks mencapai sekitar 70%. Pada Agustus dan September itu ada vaksinasi lagi, mengulang yang kemarin. (AT/E-4)