
DEPARTEMEN Teknik Fisika Institut Teknologi 10 November (ITS) Surabaya bersama Ganesha Operation (GO) menggelar webinar dan sharing session bagi calon mahasiswa bertema Mengenal Teknik Fisika-ITS Lebih Dekat. Kegiatan ini menghadirkan pembicara dari akademisi, profesional, hingga alumni GO yang kini aktif sebagai mahasiswa Teknik Fisika ITS.
Dalam paparannya, Kepala Departemen Teknik Fisika ITS Prof Gunawan Nugroho menjelaskan Teknik Fisika ITS berdiri sejak 1965 dan menjadi jurusan teknik fisika kedua di Indonesia.
Menurutnya, teknik fisika ialah jurusan keteknikan yang dirancang untuk menjembatani penguasaan ilmu rekayasa dengan fisika dan matematika sehingga mampu menciptakan solusi aplikatif di berbagai bidang.
Ia menggambarkan keunggulan teknik fisika sebagai avatar yang bisa mengendalikan banyak elemen teknik, mulai dari elektrikal, material, hingga mekanika termal.
"Di teknik fisika, kami menyarikan inti-intinya menjadi kurikulum yang padat tapi aplikatif. Kami percaya minat dan semangat belajar akan jadi kekuatan utama siswa, melebihi sekadar bakat," ujarnya.
Gunawan juga menanggapi pertanyaan peserta webinar, yaitu Arkan dari SMA ABBS Surakarta. Ia menegaskan calon mahasiswa dengan buta warna parsial tetap memiliki peluang masuk Teknik Fisika ITS karena banyak profesi seperti peneliti dan edukator yang tetap terbuka untuk mereka.
Dosen Teknik Fisika ITS Tasya Yusiasfa Christnantasari menyoroti bagaimana Teknik Fisika mendorong pengembangan mahasiswa tidak hanya dari sisi akademik tetapi juga nonakademik. “Kami memfasilitasi kegiatan yang memperkaya soft skill, seperti konferensi internasional agar mahasiswa tumbuh menyeluruh,” ujar Tasya.
Alumni Teknik Fisika ITS, Zamir Alfajiri, yang bekerja sebagai Maintenance Planner di VCM Plant, menggambarkan Teknik Fisika sebagai general specialist yang adaptif dalam dunia industri. Ia memaparkan berbagai peran lulusan Teknik Fisika dalam industri, dari posisi user-industri, EPC, hingga vendor spesialis.
Sementara itu, perwakilan GO memaparkan persaingan masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia amat ketat khususnya di kampus sebesar ITS.
“Pada tahun ajaran 2023/2024, sebanyak 4,1 juta siswa kelas 12 SMA/SMK/MA bersaing memperebutkan bangku PTN. Namun, hanya 9% yang lolos, sisanya belum berkesempatan melanjutkan jenjang PTN,” jelasnya.
Pada 2025, ITS membuka 2.946 kursi untuk semua jurusan, dan hanya 100 kursi tersedia khusus bagi program studi S1 Teknik Fisika.
Ia juga memberikan gambaran singkat mengenai dua jalur seleksi mandiri ITS yaitu SMITS FLAT (Future Leader and Academic Talent) dan SMITS ACE (Academic and Competence Excellence), serta materi ujian lain seperti skolastik, logika, spasial, dan kuantitatif.
Melalui kegiatan ini, GO berharap tidak hanya memperkenalkan pilihan jurusan potensial di perguruan tinggi, tetapi juga membuka wawasan siswa tentang prospek dan nilai strategis jurusan Teknik Fisika.
Selain itu, peserta webinar mendapatkan gambaran utuh mengenai karakteristik jurusan Teknik Fisika serta motivasi mempersiapkan diri lebih baik menghadapi seleksi masuk PTN. (E-2)