
SEBUAH serangan udara yang dilancarkan oleh Israel menghantam Bandara Internasional Sanaa, Yaman, dan menghancurkan satu-satunya pesawat Yemenia Airways yang tersisa.
Pesawat itu dijadwalkan untuk mengangkut jemaah Muslim ke Mekkah guna menunaikan ibadah haji tahunan.
Menurut laporan, tidak ada penumpang di dalam pesawat saat serangan terjadi. Meski begitu, beredar rumor yang belum terverifikasi bahwa sejumlah calon jemaah haji menjadi korban jiwa.
Pesawat yang terbakar itu tertangkap dalam sebuah video yang dibagikan oleh Direktur Bandara Sanaa, Khaled al-Shaief. Dalam rekaman tersebut, terlihat asap hitam pekat membubung dari landasan dan kobaran api yang melalap badan pesawat.
Media Al-Masirah yang dikelola oleh kelompok Houthi menyebut insiden ini sebagai bagian dari agresi Israel. Kelompok Houthi, yang menguasai Sanaa dan sebagian besar wilayah utara Yaman, menuduh Israel sengaja menargetkan infrastruktur sipil.
Sejak meletusnya konflik Gaza pada akhir 2023, Houthi telah secara terbuka berpihak pada Hamas dan meluncurkan berbagai serangan rudal serta drone terhadap wilayah Israel dan pelayaran internasional di Laut Merah.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengonfirmasi serangan tersebut. “Jet-jet tempur Angkatan Udara baru saja menyerang target-target teror organisasi Houthi di bandara Sanaa dan menghancurkan pesawat terakhir yang tersisa," katanya seperti dilansir National World, Minggu (1/6).
Angkut jemaah Haji
Sementara itu, juru bicara militer Israel menyebut bahwa pesawat Yemenia Airways tersebut digunakan oleh organisasi Houthi untuk mengangkut militan yang melancarkan serangan terhadap negara Israel.
Yemenia Airways dalam pernyataannya membantah tudingan tersebut dan menjelaskan bahwa pesawat yang menjadi sasaran serangan sebenarnya dijadwalkan untuk mengangkut jemaah haji ke Tanah Suci. Pesawat itu disebut tengah berada di gerbang keberangkatan saat serangan terjadi.
Serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah bandara kembali beroperasi secara terbatas pada 17 Mei lalu.
Sebelumnya, bandara tersebut juga menjadi target serangan udara yang menghancurkan enam pesawat lainnya, dalam operasi gabungan oleh AS, Inggris dan Israel sebagai tanggapan atas serangan maritim dan udara yang dilancarkan oleh Houthi.
Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, mengungkapkan keprihatinannya atas meningkatnya eskalasi. Dia memperingatkan bahwa bentrokan tersebut memperburuk situasi yang sudah sangat rapuh bagi Yaman dan kawasan tersebut.
Dilaporkan bahwa kelompok Houthi sempat menghentikan serangan mereka selama berlangsungnya gencatan senjata sementara di Gaza.
Ditujukan ke Israel
Namun, setelah gencatan tersebut berakhir pada Maret, mereka kembali meluncurkan proyektil termasuk dua rudal yang ditujukan ke Israel. Israel pun merespons dengan ancaman untuk meningkatkan aksi militer terhadap pimpinan Houthi.
Yaman telah berada dalam konflik berkepanjangan sejak 2015, ketika koalisi yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervensi militer terhadap kelompok Houthi.
Perang tersebut telah menewaskan ratusan ribu orang dan mendorong negara itu ke jurang krisis kemanusiaan.
Meski intensitas pertempuran menurun pasca gencatan senjata yang ditengahi PBB pada 2022, situasi di lapangan tetap tegang, terutama karena konflik regional yang terus berkembang. (Fer/I-1)