
Telkomsel terus membuktikan diri sebagai pemimpinan pasar industri telekomunikasi di Tanah Air. Pada 2024, perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan IndiHome B2C sebesar Rp26,6 triliun, atau tumbuh 101,2% secara tahunan (year on year/YoY). Telkomsel juga memiliki penambahan hampir 1 juta pelanggan IndiHome B2C menjadi 9,6 juta. Keberhasilan integrasi layanan IndiHome B2C secara penuh menjadi pendorong utama lonjakan pendapatan dan basis pelanggan.
Seperti ditunjukkan dalam rilis kinerja keuangan Telkom Group untuk tahun 2024, meskipun menghadapi tekanan pada situasi ekonomi dan persaingan yang ketat, perseroan tetap mencatat pertumbuhan pendapatan 0,5% YoY menjadi Rp150,0 triliun.
Kinerja yang lebih baik dicatatkan oleh Telkomsel, yang mampu menorehkan pertumbuhan pendapatan dua digit, yakni 10,7% YoY. Hal ini didorong oleh inisiatif strategis integrasi layanan bisnis fixed broadband IndiHome B2C ke dalam Telkomsel, serta mempertahankan dominasi di industri dengan pangsa pasar pendapatan seluler mencapai 51,8%.
Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), David Sutyanto, mengatakan transformasi digital berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi, sehingga sektor telekomunikasi menjadi salah satu faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Telekomunikasi bukan hanya penyedia layanan komunikasi, tapi juga berdampak pada perubahan sosial, ekonomi, bahkan hingga budaya.
Menurutnya, berdasarkan estimasi lembaga riset independen, setiap peningkatan 10% penetrasi broadband dapat mendorong pertumbuhan PDB sebesar 1,38%. Sehingga setiap penambahan jaringan dan pelanggan dari Telkomsel baik melalui mobile atau IndieHome, akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi seperti penguatan sektor UMKM, layanan pendidikan hingga layanan kesehatan.
David melihat di tengah dinamika global yang penuh tantangan, sektor telekomunikasi di Indonesia justru menunjukkan resiliensi luar biasa. PT Telkom Indonesia telah menjadi entitas yang tidak hanya dominan secara komersial, tetapi juga strategis dalam membentuk arah masa depan ekonomi digital nasional.
“Kinerja tersebut sejalan dengan arus kas operasional tetap solid di Rp61,6 triliun (naik 1,7% YoY), sementara struktur permodalan tetap sehat dengan rasio utang terhadap EBITDA di level konservatif. Ini mencerminkan kehati-hatian manajemen dalam mengelola ekspansi dan investasi, termasuk optimalisasi capex yang sebesar Rp24,5 triliun dialokasikan untuk memperkuat infrastruktur jaringan dan meningkatkan pengalaman pelanggan, dengan alokasi pada konektivitas yang berfokus untuk mendukung strategi Fixed-Mobile Convergence (FMC),” ujar David.
Average Revenue per User (ARPU) pada Q4 2024 menunjukkan pertumbuhan positif mencapai 2,0% QoQ, didorong oleh strategi penetapan harga yang disiplin dan fokus pada pelanggan bernilai tinggi. Telkomsel memiliki basis pelanggan terjaga di 159,4 juta, dengan ekspansi layananpascabayar mencapai 8 juta pelanggan. Data Payload tumbuh 13,9% YoY, mencerminkan adopsi layanan digital yang terus meningkat.
“Semua indikator ini menegaskan komitmen Telkomsel dalam meningkatkan produktivitas pelanggan dan memenuhi kebutuhan digital yang terus berkembang untuk mendorong perkembangan transformasi digital Indonesia,” tandasnya. (E-3)