
UNIVERSITAS Bina Sarana Informatika (UBSI) sebagai kampus digital kreatif terus berinovasi untuk menyelamatkan lingkungan. Salah satunya dilakukan dengan menerapkan ijazah digital untuk mengurangi penggunaan kertas secara drastis.
"Kami ingin memastikan inovasi ini tak cuma bermanfaat bagi mahasiswa, tapi juga bagi lingkungan. Dengan mengurangi penggunaan kertas, kami ikut berkontribusi menjaga keberlanjutan," ujar Wakil Rektor II Bidang Non Akademik UBSI Adi Supriyatna, dalam keterangannya, Sabtu (29/3).
Langkah UBSI tersebut, lanjut Adi, selaras dengan tren global menuju paperless administration. Universitas di berbagai belahan dunia mulai meninggalkan dokumen fisik demi sistem yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Selain hemat kertas, sistem digital menghemat waktu dan biaya. Lulusan tidak perlu repot mengurus legalisasi atau bolak-balik ke kampus hanya untuk mengurus dokumen akademik.
"Dulu harus fotokopi ijazah berkali-kali buat mendaftar kerja, tetapi sekarang tinggal kirim link verifikasi. Lebih cepat, lebih hemat, dan lebih modern," katanya.
Sistem ijazah digital juga membantu universitas dalam manajemen data akademik lebih rapi dan efisien. Dokumen tersimpan dalam database yang aman, mudah diakses, dan tidak memakan ruang penyimpanan fisik.
"Ini merupakan lompatan besar dalam dunia pendidikan yang menunjukkan bahwa masa depan akademik itu bukan lagi soal tumpukan berkas, tetapi soal aksesibilitas dan efisiensi," ucap Adi.
Dengan demikian, tambah dia, lulusan UBSI kini tak hanya bangga dengan ijazahnya, tetapi juga bangga bisa menjadi bagian dari perubahan yang lebih baik untuk lingkungan dan dunia pendidikan. (H-2)