
MENJELANG puncak haji, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Hilman Latief menjelaskan skema pergerakan jemaah
haji Indonesia saat puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuza).
Ia mengatakan jemaah bergerak dari hotel di Kota Makkah ke Arafah. Kemudian, menuju ke Muzdalifah dan Mina. Ia mengatakan sekitar 67 ribu peserta haji akan mengikuti Murur yang membuat jamaah tidak mabit di Muzdalifah.
"Jemaah yang ikut Murur terdiri atas lansia, risiko tinggi, obesitas, para pendampingnya hingga sukarela," kata dia dikutip, Selasa (3/6).
Murur merupakan pergerakan jemaah dari Arafah menaiki bus. Jemaah juga akan melewati Muzdalifah tanpa turun dari kendaraan. Kemudian, langsung melanjutkan perjalanan ke Mina untuk melakukan lempar jumrah dan mabit (bermalam).
Menurut Hilman, ada 67 persen dari jemaah reguler akan mengikuti mabit atau bermalam di Muzdalifah. Para petugas haji, sambung dia, akan melakukan pengecekan ulang di tenda-tenda Arafah untuk memastikan tidak ada jamaah yang tertinggal menuju Muzdalifah.
"Jadi kita sisir oleh linjam (Pelindungan Jamaah)," ucap Hilman.
Skema tanazul di Mina, ujar dia, ada 18,2 persen atau sekitar 37 ribu peserta haji yang ikut tanazul atau langsung menuju hotel setelah lempar jumrah.
Jemaah yang ikut tanazul, menurut dia, mendapat hak tenda di Mina meski mereka beristirahat di hotel. Ia mengatakan petugas haji
menjamin jamaah akan mendapat hak akomodasi dan konsumsi.
Kemenag menargetkan bahwa jemaah Indonesia berangkat atau bergerak dari Makkah ke Arafah mulai 07.00 waktu Arab Saudi pada Rabu, 8 Dzulhijah atau 4 Juni. Jamaah paling lama akan ke Arafah pukul 00.00 waktu Arab Saud pada 9 Dzulhijah. Mereka menggunakan city bus dari hotel ke Arafah. (Ant/H-4)