
PSIKOLOG dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Novi Poespita Candra. menekankan pentingnya para guru dan orangtua berdialog dengan siswa mengenai pemilihan jurusan di sekolah menengah atas (SMA).
"Jadi, pada dasarnya, anak mempunyai kesadaran akan potensi diri mereka, keinginan, dan lain-lain, dan bukan keinginan orangtuanya atau
sekolahnya," kata Novi, dikutip Jumat (18/4).
"Dialog intens dengan anak mengenai apa sebenarnya kesenangan dia, potensi dia, harapan dia, atau alasan yang membuat dia senang belajar, sehingga bisa bersama sama mencari beberapa alternatif yang mungkin bisa dicoba oleh anak kita," lanjutnya.
Pengamat perkembangan anak, remaja, dan pendidikan dari Fakultas Psikologi UGM itu mengemukakan perlunya para guru dan orangtua menyampaikan informasi jelas mengenai masing-masing jurusan di SMA beserta opsi pendidikan lanjutannya di perguruan tinggi.
Orangtua dan guru dapat membantu anak mengenali studi-studi lanjutan di perguruan tinggi yang bisa dipilih berdasarkan masing-masing pilihan jurusan di SMA.
Informasi mengenai pilihan studi lanjutan bisa diakses melalui laman daring perguruan tinggi dan sumber resmi lain serta testimoni alumni.
Dengan bekal pengetahuan mengenai pilihan jurusan SMA beserta studi lanjutannya, anak diharapkan memiliki gambaran mengenai opsi studi yang dapat mendukung pengembangan potensi dan bakat mereka.
Dengan demikian, anak bisa menjalani proses pemilihan jurusan secara sadar sesuai dengan kebutuhan dan cita-cita mereka.
Novi juga mengingatkan bahwa penentuan jurusan yang terlalu dini dan pelabelan jurusan berpeluang menimbulkan pengotakan pola pikir
yang bisa membatasi potensi pengembangan diri siswa.
Sebagai gambaran, siswa yang sebenarnya punya minat kuat untuk mempelajari bahasa dapat terdorong untuk memilih jurusan ilmu pengetahuan alam karena jurusan itu dianggap menawarkan lebih banyak peluang dan lebih bergengsi.
"Nah ini akan mengakibatkan rendahnya motivasi belajar, self esteem rendah, dan kebingungan pada pencapaian dalam diri anak," pungkas Novi. (Ant/Z-1)