Hari Lahir Pancasila: Rektor UGM Peringatkan Fenomena Post-truth

1 day ago 6
 Rektor UGM Peringatkan Fenomena Post-truth Upacara di Kampus UGM.(MI/AGUS UTANTORO)

UNIVERSITAS Gadjah Mada, hari Minggu (1/6) menggelar upacara peringatan Hari Lahir Pancasila. Upacara bendera ini diikuti ribuan sivitas akademika UGM diselenggarakan di halaman Balairung UGM, dipimpin langsung Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia,M.Med.Ed., Sp.OG (K),Ph.D.

Rektor UGM dalam pidato sambutannya mengingatkan fenomena post-truth yang ditandai dengan berbagai kemunculan ujaran kebencian di media sosial, fenomena misinformasi dan disinformasi publik, menguatnya politik identitas, polarisasi dan fragmentasi berbasis SARA, mampu memunculkan berbagai ketegangan dan mengancam kohesi sosial dalam mewujudkan Pembangunan bangsa secara berkelanjutan. 

Dikatakannya, Universitas Gadjah Mada, yang meneguhkan jati diri sebagai Universitas Pancasila berkomitmen untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan melakukan pengembangan keilmuan, serta penguatan karakter kepribadian generasi penerus bangsa yang berintegritas, bermartabat serta kompetitif di kancah global. 

“Penghayatan kembali atas nilai-nilai Pancasila di Perguruan Tinggi tersebut bisa diwujudkan dengan menyiapkan sumber daya manusia unggul untuk pembangunan nasional melalui penguatan kesadaran nasionalisme, penguatan jati diri bangsa yang adaptif, inovatif, solutif, dan mampu mengaktualisasikan diri demi kemajuan pembangunan bangsa yang bermartabat,” ungkapnya.

Menurut Rektor Pancasila dalam sejarah dinamika Republik tidak hanya menjadi kebutuhan formal, namun secara konsensual diakui sebagai ruang hidup bersama dan menjadi pijakan kehidupan bangsa. Pancasila sebagai prinsip nilai telah terinternalisasi sebagai acuan tata kehidupan warga negara serta memberikan pandangan dan arah tujuan bersama. Sebagai titik tumpu dan titik tuju Pembangunan, Pancasila juga termanifestasi dalam praktik kebijakan yang membentuk praksis hidup berbangsa serta bernegara. Sebab Pembangunan tanpa pondasi ideologi akan rapuh hingga melahirkan ketimpangan dan dehumanis.

Untuk memperkokoh ideologi Pancasila, Demokrasi, dan Hak Asasi Manusia menjadi bagian dari misi Asta cita yang ditetapkan pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Bahkan komitmen ini ditujukan untuk mewujudkan kemajuan Indonesia, selaras dengan visi dasar Pancasila yang berorientasi pada perjuangan keindonesiaan yang semakin maju, makmur, adil dan beradab. 

“Harapan cita-cita tersebut termasuk meneguhkan peran negara dalam mempersiapkan generasi emas yakni generasi muda berkualitas unggul, berkarakter, serta berdaya saing untuk mendorong sektor pembangunan di berbagai bidang,” katanya.

KABUPATEN SLEMAN
Sementara Kabupaten Sleman juga menyelenggarakan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila 2025 pada Minggu (1/6), di lapangan Pemda Kabupaten Sleman. Upacara tersebut diikuti oleh Forkopimda Kabupaten Sleman, ASN Pemkab Sleman, TNI/Polri, serta perwakilan pelajar di Kabupaten Sleman.

Bertindak selaku inspektur upacara yakni Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa. Dalam amanat yang dibacakannya, ia mengajak untuk semakin memperkokoh penghayatan dan pengamalan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih saat ini kita berada di tengah arus globalisasi, disrupsi teknologi informasi, dan dinamika sosial yang kompleks. 

“Serta tantangan terhadap ideologi Pancasila datang dalam berbagai bentuk seperti intoleransi, radikalisme, disinformasi, hingga polarisasi sosial. Ini sesuai tema Hari Lahir Pancasila 2025, yaitu Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya,” imbuhnya.

Lebih lanjut dikatakan bahwa penguatan nilai-nilai Pancasila bagi seluruh warga Kabupaten Sleman penting untuk dilakukan, terutama untuk generasi muda yang kini didominasi oleh generasi Y, generasi milenial, generasi Z, dan generasi Alfa. Untuk itu, pola-pola sosialisasi untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila harus disesuaikan dengan pola pikir masing-masing generasi, dengan praktik-praktik teladan yang nyata. 

“Saya mengajak seluruh masyarakat Sleman, termasuk para pemuda, pelajar, mahasiswa, ASN, tokoh masyarakat, dan tokoh agama, untuk menjadi teladan pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Jadikan toleransi sebagai budaya kita, jadikan gotong royong sebagai nafas dalam setiap langkah pembangunan di Sleman,” kata Danang. (H-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |