Gubernur Lemhanas Tegaskan Kesehatan Mental Rapuh Mengancam Ketahanan Nasional

1 day ago 4
Gubernur Lemhanas Tegaskan Kesehatan Mental Rapuh Mengancam Ketahanan Nasional Gubernur Lemhanas Ace Hasan Syadzily(MI/SUSANTO)

DINAMIKA global, regional, dan nasional yang bergerak cepat ditandai dengan ketidakpastian, tidak stabil, tidak pasti, kompleks, dan ambigu, akan menimbulkan kerapuhan, kecemasan, tidak linier dan sulit dipahami. Karena itu, seluruh komponen bangsa Indonesia dituntut memiliki kesiapsiagaan mental  dalam menghadapi perubahan zaman itu.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI, Tb Ace Hasan Syadzily, dalam orasi ilmah, Milad Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung ke 52 tahun, Rabu (3/6).

Orasi ilmiah yang bertajuk Kesehatan Mental untuk Ketahanan Nasional, menurut Ace, sangat relevan dengan kondisi global yang penuh ketidakpastian. Keadaan itu akan berimbas kepada Indonesia dan berpengatuh kepada kesehatan mental warga negara Indonesia.

"Dari tema besar di atas, saya ingin mengajak kita semua untuk memahami pentingnya kesehatan  mental dalam menjaga keutuhan dan keberlanjutan bangsa. Ketahanan mental merupakan pilar Ketahanan nasional kita," ujar Ace.

Di tengah kehidupan global yang penuh tantangan, dia menambahkan, di berbagai belahan dunia terjadi krisis ekonomi. Terdapat dampak perang dagang, ketidakpastian politik, konflik antarnegara, revolusi digital, hingga disrupsi budaya.

"Ketahanan nasional kita menghadapi ancaman yang tidak melulu fisik, tapi juga psikologis dan ideologis," tuturnya.

Ketahanan nasional tidak semata-mata dimaknai dengan kokohnya kekuatan militer atau kesiapsiagaan fisik. Ketahanan nasional Indonesia adalah kondisi dinamis suatu bangsa dalam menghadapi tantangan, ancaman, dan gangguan, baik yang data dari luar maupun dalam negari untuk menjamin eksistensi, integritas, keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Dalam struktur ketahanan nasional, dikenal dengan Asta Gatra, yaitu, dimensi geografi, demograsi, sumber daya manusia (SDM), ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.  

Ace menegaskan, satu hal yang menjadi peringkat dan pengikat dari seluruh aspek Asta Gatra adalah kualitas sumber daya manusia (SDM). Yang lebih penting lagi adalah kualitas mental manusianya.

"Lagu Indonesia Raya menunjukkan kepada kita bahwa tujuannya adalah membangun jiwa dan raga rakyat Indonesia. Bangunlah jiwanya dan bangunlah raganya. Membangun jiwa dan raga merupakan tujuan negara untuk melahirkan manusia Indonesia seutuhnya," ujarnya.


Anak nakal

Di sisi lain, ketika ditanya soal program anak nakal masuk ke barak militer, Ace mengaku tidak setuju dengan istilah anak nakal sebab orang nakal itu harus ditelusuri penyebabnya.

Menurut dia, penyebabnya itu bisa komplek. Baik dari lingkungan sosial, keluarga, pendidikan dan lingkungan pendidikan, yang bisa kurang memberikan iklim yang sehat dan sesuai dengan tumbuh kembang anak.

Oleh karena itu, tandasnya, tugas pemerintah pusat, pemerintah daerah, provinsi, kabupaten dan kota bahkan paling kecil termasuk di dalamnya kampus  adalah memastikan penyeselesaian di  hulu.

“Selesaikan lingkungan di keluarga, lingkungan sosialnya maupun di lembaga-lembaga pendidikan. Sejak awal bisa mendeteksi potensi bagi munculnya perkembangan anak yang tidak wajar, sehingga nanti solusinya adalah sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh anak tersebut” tambahnya.

Aceh menegaskan pendekatannya tidak bisa parsial, harus betul-betul komprehensif. Di sanalah pentingnya pendidikan psikologi yang terus menerus diperkuat. Psikologi memiliki nilai yang sangat strategis dalam membentuk karakter anak-anak.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |