Gangguan Tidur di Malam Hari pada Pasien Kanker

7 hours ago 4
Gangguan Tidur di Malam Hari pada Pasien Kanker ilustrasi(freepik)

MENILAI prevalensi gangguan tidur di antara pasien kanker sangat penting untuk memahami gejala dan mengidentifikasi strategi manajemen yang tepat. Diagnosis kanker merupakan pemicu stres kehidupan yang signifikan yang dapat memengaruhi kondisi fisiologis, psikologis, dan fisik individu. 

Berdasarkan penelitian berjudul Prevalence of Sleep Disturbance in Patients With Cancer: A Systematic Review and Meta-Analysis pada 2022 bahwa salah satu gejala yang paling umum dan mengganggu ialah gangguan tidur, yang berdampak negatif pada kualitas hidup pasien yang didiagnosis kanker.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa lebih dari separuh pasien kanker mengalami gangguan tidur, yang lebih tinggi daripada populasi umum dan penyakit lainnya. Hasil ini menyoroti perlunya strategi manajemen yang jelas yang dapat mengurangi gangguan tidur pada pasien kanker. Lebih lanjut, perlu dilakukan lebih banyak upaya untuk mengurangi gangguan tidur melalui penilaian dan manajemen status tidur pada pasien kanker.

Gangguan tidur pada pasien kanker dapat berdampak negatif terhadap kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan, termasuk fungsi fisik dan psikologis. Gangguan tidur juga telah dikaitkan dengan kemungkinan kekambuhan kanker dan dapat mengakibatkan proses penyembuhan yang buruk, penurunan fungsi kognitif, dan penurunan aktivitas kerja.

Pasien kanker yang berusia antara 40 dan 49 tahun menunjukkan prevalensi gangguan tidur tertinggi sebesar 67%. sedangkan prevalensi gangguan tidur terendah dilaporkan pada kelompok usia 50 hingga 59 tahun sebesar 61,8%.

Lebih jauh, hasil meta-analisis ini juga menunjukkan bahwa penelitian yang melibatkan pasien kanker lanjut paling tinggi dalam melaporkan gangguan tidur dengan 70,8%. 

Hasil meta-analisis ini menemukan perbedaan dalam prevalensi gangguan tidur menurut berbagai subkelompok jenis kanker. Seorang pasien yang didiagnosis dengan kanker payudara (59,7%) dan gastrointestinal (50,6%) melaporkan gangguan tidur tertinggi dibandingkan dengan pasien dengan gastrointestinal (50,6%) dan prostat (44,8%). (H-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |