Elon Musk Ancam Nonaktifkan Kapsul Antariksa Dragon Setelah Perseteruan dengan Trump

11 hours ago 4
Elon Musk Ancam Nonaktifkan Kapsul Antariksa Dragon Setelah Perseteruan dengan Trump Musk vs Trump.(DOK AL-JAZEERA)

Ketegangan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Elon Musk memuncak pada Kamis (5/6) lalu ketika miliarder pemilik SpaceX itu sempat mengancam akan menonaktifkan kapsul antariksa Dragon miliknya, yakni kendaraan utama NASA dalam mengangkut astronot dan kargo ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS)

Beberapa jam kemudian, Musk mencabut ancaman tersebut.

Pertikaian bermula ketika Trump, dalam sebuah unggahan di media sosial, menyatakan akan mempertimbangkan pemotongan kontrak pemerintah yang diberikan kepada SpaceX dan layanan satelit Starlink milik Musk. 

Sebagai tanggapan, Musk menulis di platform X bahwa SpaceX akan segera mulai menonaktifkan wahana antariksa Dragon miliknya.

Meskipun tidak jelas seberapa serius pernyataan Musk saat itu, ia kemudian mengklarifikasi melalui tanggapan kepada pengguna X lainnya bahwa ia tidak benar-benar berniat melanjutkan tindakan tersebut.

Kapsul Dragon merupakan tulang punggung misi kru dan logistik ke ISS. Dibangun dengan pendanaan sebagian dari kontrak NASA, kapsul ini sangat penting untuk menjaga kelangsungan operasional laboratorium yang mengorbit tersebut. 

Selain itu, NASA mengandalkan SpaceX dalam berbagai misi penting lainnya, termasuk rencana pengembalian manusia ke Bulan akhir dekade ini.

Hingga kini, SpaceX adalah satu-satunya perusahaan berbasis di AS yang mampu secara rutin mengangkut kru ke dan dari ISS. Kapsul Dragon dapat mengangkut hingga empat orang sekaligus.

Sebagai perbandingan, kapsul Starliner milik Boeing baru melakukan satu kali penerbangan berawak, yang berlangsung tahun lalu. 

Namun, misi itu mengalami berbagai masalah teknis serius, memaksa dua astronot NASA yang ikut dalam misi tersebut kembali ke Bumi dengan bantuan kapsul Dragon milik SpaceX pada Maret lalu — sembilan bulan setelah peluncuran awal pada Juni.

Saat ini, Starliner masih dalam status nonaktif karena NASA tengah mempertimbangkan kemungkinan uji coba ulang dengan membawa kargo alih-alih kru.

Selain digunakan dalam misi resmi NASA, kapsul Dragon juga dipakai untuk penerbangan pribadi. Misi berikutnya dijadwalkan berlangsung minggu depan dalam kerja sama dengan Axiom Space, perusahaan luar angkasa berbasis di Houston.

Versi kargo dari Dragon secara rutin digunakan untuk membawa suplai makanan dan perlengkapan ke ISS, menambah ketergantungan NASA pada SpaceX dalam berbagai operasi luar angkasa.

Sementara itu, satu-satunya alternatif internasional saat ini adalah kapsul Soyuz milik Rusia yang mampu membawa tiga orang. 

Saat ini, skema peluncuran bersama Rusia dan AS memungkinkan satu astronaut dari masing-masing negara berada di setiap penerbangan — baik menggunakan Soyuz maupun Dragon — demi menjamin keberadaan kru campuran dalam skenario darurat.

Peluncuran kru pertama oleh SpaceX untuk NASA terjadi pada 2020, menandai kali pertama perusahaan swasta berhasil mengorbitkan manusia. 

Keberhasilan ini mengurangi ketergantungan Amerika Serikat pada sistem transportasi Rusia yang selama bertahun-tahun menelan biaya puluhan juta dolar per kursi.

Selain meluncurkan kru dan kargo, SpaceX juga telah digunakan oleh NASA untuk berbagai misi ilmiah dan bahkan peluncuran perlengkapan militer. Tahun lalu, perusahaan itu memenangkan kontrak strategis dari NASA untuk membantu mengorbitkan kembali ISS pada saat masa operasionalnya berakhir.

Tak hanya itu, roket super berat Starship milik SpaceX terpilih untuk mengantarkan astronot dari orbit bulan ke permukaan bulan dalam misi-misi pendaratan mendatang. Namun, dalam uji coba penerbangan kesembilannya minggu lalu di Texas, Starship mengalami kegagalan, jatuh tanpa kendali dan hancur sebelum mencapai targetnya. (H-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |