Efektifkah Pendidikan Militer Ubah Anak Nakal? Ini Kekhawatiran Lemhannas

4 hours ago 2
Efektifkah Pendidikan Militer Ubah Anak Nakal? Ini Kekhawatiran Lemhannas Gubernur Lemhannas Ace Hasan Syadzily(Dok.MI)

GUBERNUR Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Ace Hasan Syadzily, menilai program pendidikan karakter bagi siswa yang dianggap "nakal" di barak militer perlu dievaluasi secara menyeluruh. Program ini digagas oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dan menurut Ace, penting untuk meninjau dampak jangka panjangnya terhadap perkembangan anak.

Menurut Ace, hal yang perlu evaluasi, misalnya soal kemungkinan anak yang dididik di barak militer itu menjadi pribadi yang tidak lepas dari perilaku nakalnya. Dampaknya justru dianggap bisa lebih buruk karena merasa telah mendapatkan pendidikan di barak militer secara khusus.

"Saya kira perlu dievaluasi juga, misalnya kalau dia sudah keluar dari barak militer, apakah dijamin bahwa dia tidak akan lepas dari kenakalannya? Atau jangan-jangan karena dia sudah pernah mendapatkan pendidikan militer, lalu karena mungkin mental emosionalnya tidak pernah ditempa, akhirnya menjadi petantang-petenteng dan bisa melakukan hal yang di luar dari yang sesuai dengan perkembangan anak," kata Ace di Gedung DPRD Jabar Bandung, seperti dikutip Antara, Sabtu (17/5).

Ace menyampaikan bahwa Lemhannas akan melakukan kajian mendalam terkait hal ini. Ia menekankan bahwa segala bentuk pendidikan terhadap anak harus mengutamakan aspek perlindungan anak.

Ia juga mengingatkan agar pendidikan militer tidak sampai distigmakan sebagai tempat untuk anak-anak nakal. Menurutnya, pendidikan karakter seharusnya diberikan kepada semua anak, bukan hanya mereka yang dianggap bermasalah.

"Soal stigma, kita juga harus jaga. Jadi karena itu bagi kami di Lemannas, kami harus mengkajinya secara mendalam. Karena, anak menjadi sesuatu pasti ada faktor yang melatarbelakanginya, terutama faktor lingkungan, faktor keluarga dan lain sebagainya itu yang harus di dalami," katanya.

 "Anak-anak itu bisa disebut nakal harus dilihat dulu, apakah faktor lingkungan, apakah faktor keluarga juga," tanbahnya.

Ace menekankan bahwa pembinaan karakter perlu dilihat dari hulu ke hilir. Akar permasalahan anak yang dianggap "nakal" perlu dikaji terlebih dahulu sebelum memberi label.

Menurutnya, pendekatan terhadap anak yang dinilai berperilaku menyimpang harus mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk emosional, intelektual, dan spiritual, secara menyeluruh.

"Harus dilihat aspek emosionalnya, intelektualnya, kemudian spiritualnya, itu harus dilihat secara komprehensif,"ujarnya.

Ace mengingatkan bahwa pemerintah juga punya tanggung jawab besar dalam menciptakan lingkungan sosial dan keluarga yang sehat dan kondusif bagi perkembangan anak.

"Jangan sampai juga gara-gara hal (program pembentukan karakter di barak militer) tersebut, membuat anak jadi terstigmatisasi," kata Ace. (Ant/P-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |