Ditolak BBC, Film Gaza: Doctors Under Attack Ditayangkan Channel 4

8 hours ago 5
 Doctors Under Attack Ditayangkan Channel 4 Warga Gaza.(Dok Al-Jazeera)

FILM dokumenter kontroversial berjudul Gaza: Doctors Under Attack menuai sorotan tajam setelah penayangannya dibatalkan BBC. Keputusan pembatalan film yang diproduksi Basement Films ini terjadi pada 20 Juni lalu. Dalihnya, ada kekhawatiran film itu menimbulkan persepsi keberpihakan. 

"Risiko menciptakan persepsi keberpihakan ini tidak akan memenuhi standar tinggi yang diharapkan publik dari BBC," kata lembaga penyiaran dari Inggris itu dalam suatu pernyataan seperti dikutip Middle East Eye, kemarin. Namun, BBC gagal menjelaskan kriteria film tersebut tidak akan memenuhi standar tinggi ini.

Beberapa hari setelah pembatalan itu, Channel 4 Inggris mengumumkan bahwa mereka akan menayangkan film tersebut.  Zeteo--platform internasional yang didirikan jurnalis Mehdi Hasan--juga mengambil alih distribusi global dokumenter ini.

Film yang akhirnya tayang pada Rabu (2/7) malam itu disusun oleh pembuat dokumenter ternama seperti Ben de Pear, Karim Shah, dan Ramita Navai. Mereka para kreator yang pernah dinominasikan di ajang Oscar, Emmy, dan Peabody. 

Dokumenter ini menggambarkan kisah para tenaga medis Palestina yang bekerja di Jalur Gaza, Palestina, di tengah pengeboman Israel. Dalam adegan pembuka, ditampilkan rekaman dari telepon milik petugas medis Palestina yang tewas dalam serangan. "Israel membunuh orang-orang yang berusaha menjaga sistem perawatan kesehatan tetap hidup," kata sang presenter film itu, Ramita Navai. 

Kisah Dr Khaled Hamouda

Dia juga menyampaikan bahwa Israel berulang kali menuduh Hamas menggunakan rumah sakit sebagai bagian dari strategi militer. Hanya, klaim tersebut sering kali tidak disertai bukti konkret. Film ini menunjukkan para dokter Palestina menjadi korban langsung, tidak hanya karena gempuran udara, tetapi juga dalam bentuk penyiksaan ketika ditahan. 

Salah satunya ialah Dr. Khaled Hamouda dari RS Indonesia di Gaza. Dia kehilangan istri dan anak perempuannya akibat serangan Israel dan kemudian ditahan serta mengalami penyiksaan berat. "Saya tidak tahu lokasi mereka dikuburkan. Saya tidak pernah melihat mereka lagi," katanya sambil menahan tangis.

Hamouda menunjuk dirinya sendiri dalam foto ratusan warga Palestina yang ditahan di suatu lubang. Foto itu diambil hanya seminggu setelah Israel membunuh putri dan istrinya. Dia mengatakan bahwa dia dipukuli dengan kejam dalam tahanan Israel.

Ada pula wawancara dengan sejumlah dokter lain yang menceritakan penyiksaan yang mereka alami di penjara Israel. "Semua orang digantung. Darah mengalir dari semua orang," kenang seorang petugas medis. "Mereka mulai menyetrum saya."

Tentara Israel siksa tahanan Palestina

Dokumenter ini juga menampilkan kesaksian seorang tentara Israel anonim yang mengaku melihat tindakan penyiksaan terhadap tahanan Palestina oleh rekan-rekannya. Dia menyebut bahwa praktik semacam itu didukung dan bahkan didorong oleh atasan mereka.

Dalam salah satu segmen, film tersebut merinci petugas medis Israel yang terlibat dalam penyiksaan terhadap petugas medis Palestina. Beberapa petugas medis Israel merawat tahanan Palestina sekaligus menyiksa mereka secara fisik.

Seorang dokter Palestina, yang sebelumnya menjadi tahanan, memberi tahu bahwa seorang dokter Israel mengancam akan membunuhnya. Dokter Israel anonim mengingat melihat seorang tahanan Palestina dipaksa menjalani operasi tanpa anestesi. "Itulah cara menimbulkan rasa sakit," katanya. "Saya merupakan kaki tangan sekaligus dokter Israel dalam merawat warga Gaza."

Salah satu kisah paling menyayat yaitu Dr. Adnan al-Bursh, kepala ortopedi RS al-Shifa, yang ditangkap dan diduga disiksa hingga tewas dalam tahanan Israel. Jenazahnya belum dikembalikan hingga kini.

Seorang kolega mengingat bahwa pada hari ia dibawa oleh tentara Israel, "Ia menatap saya langsung seolah-olah mengucapkan selamat tinggal." Itulah terakhir kali ia terlihat hidup.

Hamouda ingat bahwa ia melihat al-Bursh saat ia ditahan. "Jelas dia telah dipukuli dan disiksa." Al-Bursh terbunuh di tahanan Israel pada pertengahan April. Jenazahnya belum dikembalikan ke keluarganya.

1.500 petugas kesehatan tewas  

Di segmen lain, film ini menggambarkan keberanian tak terbayangkan dari para petugas kesehatan. Mereka mempertaruhkan segalanya untuk menyelamatkan nyawa dalam situasi paling mematikan.

Para dokter digambarkan bekerja dengan ventilasi manual dan lampu yang dapat diisi ulang di ruangan yang gelap. Diperlihatkan serangan Israel menghantam konvoi ambulans yang keluar dari al-Shifa.

Israel telah membunuh sedikitnya 1.500 petugas kesehatan sejak dimulai perang brutal di daerah kantong yang terkepung itu. Selain petugas kesehatan, jurnalis, seniman, dan warga sipil lain Gaza turut menjadi target membabi buta.

Setelah BBC menarik dokumenter tersebut, produsernya, Basement Films, mengatakan kalimat yang berkesan. "Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada para dokter, kontributor, para penyintas, dan meminta maaf karena tidak mempercayai mereka ketika mereka mengatakan BBC tidak akan pernah menayangkan film seperti ini. Ternyata mereka benar." (I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |