
SEORANG remaja putri asal Cirebon, Jawa Barat, M, 17, nekat menenggak cairan pembersih lantai. Dia hendak mengakhiri hidupnya, karena depresi tidak bisa melanjutkan sekolah ke tingkat SLTA, karena terbentur ekonomi keluarga.
Korban dibawa ke rumah sakit dan hidupnya bisa diselamatkan. Kabar itu sampai ke telinga Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan langsung bertindak.
Mantan Bupati Purwakarta itu mengutus ajudannya ke Cirebon. Dia mengurus biaya perawatan di rumah sakit sang remaja.
"Mulai hari ini, dia menjadi anak asuh saya. Dia akan melanjutkan pendidikan di SMA negeri sampai tamat dengan biaya dari saya," ungkapnya.
Dia juga berjanji, jika sang anak memiliki kemampuan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, pihaknya akan membantu.
Kisah M dimulai ketika dia lulus Madrasah Tsanawiyah (SMP). Kemudian, dia melanjutkan pendidikan di tingkat SMA dan diterima di SMA Tengah Tani, Cirebon.
Namun, hanya satu semester, dia putus sekolah, pada 2024. Masalah ekonomi membuatnya tidak bisa melanjutkan sekolah.
Tahun ini, M kembali berniat melanjutkan sekolah. Namun, lagi-lagi orangtuanya menyerah karena tidak mampu membelikan seragam dan kebutuhan sekolah lainnya, meski uang sekolah sudah gratis.
M pun nekat hendak mengakhiri hidupnya. Beruntung, salah satu temannya mengetahui kondisinya dan membawanya ke rumah sakit. M pun tertolong.
Dedi Mulyadi mengaku prihatin dengan kejadian. Dia berharap tidak ada lagi kejadian yang sama di masa mendatang.
"Saya mengajak kita semua bergotong royong agar orang miskin bisa sekolah. Semoga di Jawa Barat, semua anak bisa sekolah dan lulus SMA," tandasnya.