
INDONESIA kembali mengalami deflasi pada Februari 2025. Di bulan kedua tahun ini, deflasi tercatat -0,48% secara bulanan (month to month/mtm). Deflasi tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan Januari 2025 yang mencapai -0,76%. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, deflasi kedua di tahun ini banyak dipengaruhi oleh kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. Kelompok tersebut tercatat mengalami deflasi -3,59% dan memberikan andil terhada deflasi 0,52%.
"Komoditas yang dominan mendorong deflasi kelompok ini adalah diskon tarif listrik yang memberikan andil deflasi sebesar 0,67%, dan tingkat deflasi pada tarif listrik adalah sebesar 21,30%," kata Amalia.
Selain diskon tarif listrik, penurunan harga komoditas di komponen pangan bergejolak seperti daging ayam ras juga memberikan andil terhadap deflasi hingga 0,06%. Demikian halnya dengan bawang merah dan cabai merah yang memberikan andil deflasi masing-masing 0,05% dan 0,04%.
Berdasarkan komponen, kata Amalia, maka komponen harga diatur pemerintah menjadi sebab utama terjadi deflasi di Februari 2025. Komponen tersebut tercatat mengalami deflasi -2,65% dan memberikan andil deflasi sebesar 0,48%.
"Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah tarif listrik karena adanya diskon tarif listrik yang masih berlangsung di bulan Februari 2025. Diskon listrik masih berlangsung di bulan Februari 2025, dan untuk pelanggan pascabayar merasakan penurunan harga ataupun diskon tarif listrik ini pada bulan Februari untuk pembayaran tagihan listrik Januari 2025," jelas Amalia.
Lalu komponen harga bergejolak mengalami deflasi sebesar -0,93% dan memberikan andil deflasi sebesar 0,16%. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, tomat, dan telur ayam ras.
Adapun komponen inti masih mengalami inflasi sebesar 0,25%. Komponen itu memberikan andil inflasi sebesar 0,16%. "Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi pada komponen inti adalah emas perhiasan, kopi bubuk, dan mobil," kata Amalia.
Sedangkan secara tahunan (year on year/yoy), BPS mencatat terjadi deflasi -0,09%. Sama dengan situasi secara bulanan, diskon tarif listrik menjadi komoditas yang dominan mendorong deflasi di bulan kedua 2025 dengan andil terhadap deflasi 2,16%. (H-4)