BNPT: Perempuan Berperan Penting untuk Mencegah Terorisme

7 hours ago 5
 Perempuan Berperan Penting untuk Mencegah Terorisme KEPALA Sub Direktorat Intelijen Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kombes Bayu Wijanarko (dua dari kanan).(Dok. BNPT)

KEPALA Sub Direktorat Intelijen Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kombes Bayu Wijanarko mengapresiasi peluncuran buku berjudul Keluar dari Jerat Kekerasan karya Leebarty Taskarina. Buku tersebut berisikan pengalaman 20 perempuan tentang perannya dalam jaringan terorisme, latar belakang hingga bagaimana mereka mengambil keputusan secara sadar untuk bergabung dalam kelompok ideologi kekerasan.

"Peluncuran buku ini patut diapresiasi karena buku ini membantu kita untuk memahami bagaimana dan mengapa seorang perempuan itu yang sejatinya memiliki nilai keibuan, justru secara sengaja atau tidak sengaja menjadi aktor penting di dalam berbagai peristiwa atau aktivitas terorisme," kata Bayu melalui keterangannya, Sabtu (5/7).

Menurut Bayu, buku ini itu bisa menjadi salah satu rujukan di dalam strategi intervensi di dalam dunia pencegahan khususnya kepada wanita atau ibu. Ia mengatakan bahwa transformasi peran perempuan dalam aktivitas terorisme haruslah disikapi dengan peran perempuan juga sebagai penguat ideologi.

"Ada transformasi perubahan peran perempuan dari zaman pergerakan JI kemudian ISIS. Mereka menjadikan perempuan lebih aktif untuk melakukan aktivitas terorisme, ya kita juga menggunakan counternya perempuan sebagai enabler untuk penguatan ideologi di masyarakat," tambahnya.

Keterlibatan Perempuan di Aksi Terorisme

Di lain pihak, Pakar Terorisme Solahudin mengatakan bahwa pada saat ini jumlah perempuan yang ikut terlibat dalam aksi teror meningkat dari periode sebelumnya ini dikarenakan taktik jaringan teror menjadikan perempuan sebagai penarik sorotan media demi mencapai tujuannya yakni menyebar rasa takut.

"Penting untuk kita mengetahui terjadi perubahan landscape terorisme di Indonesia yakni keterlibatan perempuan. Perempuan yang terlibat dalam kasus tindak pidana terorisme ada sekitar 55 orang ini 5 kali lipat dari periode sebelumnya. Hal ini karena tujuan jaringan teror adalah menyebarkan rasa takut dan memerlukan media. Media berkaitan dengan news value, laki laki menjadi pelaku teror sudah biasa tapi jika perempuan itu luar biasa dan media pasti tertarik" paparnya.

Sementara itu, Leebarty Taskarina berharap kisah-kisah perempuan yang ada di dalam buku ini membuat masyarakat memahami kompleksitas keterlibatan perempuan dalam terorisme bukan dengan kacamata penghakiman melainkan dengan lensa kemanusiaan dan dapat memperkaya khasanah literasi indonesia di bidang perempuan dan terorisme. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |