Bima Azriel dan Lukman Sardi Ungkap Pendalaman Karakter di Film Mungkin Kita Perlu Waktu

1 week ago 11
Bima Azriel dan Lukman Sardi Ungkap Pendalaman Karakter di Film Mungkin Kita Perlu Waktu Bintang film Mungkin Kita Perlu Waktu, Lukman Sardi (kanan) dan Bima Azriel(MI/Sandiago)

FILM drama keluarga Mungkin Kita Perlu Waktu karya sutradara Teddy Soeriaatmadja menghadirkan kisah emosional tentang trauma dan dinamika keluarga. 

Dua pemeran utamanya, Bima Azriel dan Lukman Sardi, berbagi pengalaman mendalam mereka dalam membangun karakter Ombak dan Restu, yang penuh tantangan dan kompleksitas. Film ini dijadwalkan tayang di bioskop pada 15 Mei 2025.

Bima Azriel sebagai Ombak: Pelajaran dari Karakter

Bima Azriel, yang memerankan Ombak, mengaku perannya memberikan banyak pelajaran berharga. 

“Setelah main di film ini, aku jadi lebih memahami pentingnya komunikasi dalam keluarga,” ujarnya. 

Ia juga merasa ada kemiripan antara dirinya dengan karakter Ombak, terutama dalam cara menghadapi masalah.

Untuk mendalami peran ini, Bima membaca naskah secara mendalam dan berdiskusi intens dengan sutradara Teddy Soeriaatmadja, yang memiliki latar belakang psikologi. 

“Aku banyak ngobrol dengan Mas Teddy untuk memahami karakter Ombak lebih baik,” tambahnya. 

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya beradaptasi dengan lawan main untuk menciptakan chemistry yang kuat selama proses produksi.

“Kalau kita berada di dalam project dan bertemu dengan pemain-pemain lain, harus bertanggung jawab pada diri kita sendiri. Jangan berharap orang lain beradaptasi dengan kita, tapi kita yang beradaptasi dengan mereka, dan aku juga banyakin ngobrol dengan lawan main—jadi, paham diluar dan didalam film,” ujar Bima.

Lukman Sardi sebagai Restu: Tantangan Sebagai Ayah

Lukman Sardi, yang memerankan Restu—ayah Ombak, mengungkapkan bahwa perannya sebagai seorang ayah yang menghadapi trauma kehilangan bukanlah hal mudah. 

Lukman juga menggali pengalaman dari teman-temannya yang memiliki anak remaja untuk memahami cara menghadapi konflik dan trauma keluarga. 

“Setiap manusia pasti pernah merasakan kehilangan, dan build up karakternya—bukan sesuatu yang mudah, terlebih lagi kalau saya lagi happy, sedangkan saya harus mendalami karakter yang sedang berjuang melawan kesedihan,” tambahnya. 

Lebih Lanjut Lukman memaparkan, “Sebagai karakter seorang Ayah dalam film ini, aku harus memahami anak yang seumuran Bima dan membangun pendekatan yang tepat. Selain ber-akting, aku juga perlu berkolaborasi, beradaptasi dan memahami karakter dengan lawan main, karena itu tanggung jawab aku sebagai seorang aktor."

Proses reading dan workshop selama kurang lebih 2-3 bulan menjadi bagian penting dalam membangun emosi dan chemistry dengan para pemain lain.

Pendalaman Karakter dan Pesan Moral

Baik Bima maupun Lukman sepakat bahwa film ini memberikan pesan mendalam tentang pentingnya komunikasi dan saling memahami dalam keluarga. 

“Setiap karakter punya cara berbeda dalam menghadapi trauma, dan itu yang membuat cerita ini sangat relate dengan kehidupan nyata,” ujar Lukman, lalu disetujui Bima.

Film Mungkin Kita Perlu Waktu tidak hanya menggambarkan kompleksitas hubungan keluarga tetapi juga menyentuh isu mental health melalui perjalanan emosional setiap karakternya. 

Dengan arahan sensitif dari Teddy Soeriaatmadja serta akting mendalam dari para pemainnya, film ini diharapkan mampu menyentuh hati penonton.

Diproduksi oleh Kathanika Films, Adhya Pictures, dan Karuna Pictures, Mungkin Kita Perlu Waktu akan tayang di bioskop mulai 15 Mei 2025. (Z-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |