
BARCELONA memasuki leg pertama semifinal Liga Champions (UCL) melawan Inter Milan dengan moral besar. Baru saja meraih trofi Copa del Rey yang menjadi gelar kedua musim ini, Blaugrana siap tempur demi tiket ke final Liga Champions.
Duel Barcelona vs Inter Milan akan dilangsungkan di Stadion Lluis Companys, Kamis (1/5) dini hari pukul 02.00 WIB.
Tak hanya dalam optimisme besar, Barca juga punya modal besar di UCL musim ini lantaran tidak terkalahkan di kandang. Kedua tim memainkan 12 pertandingan Liga Champions musim ini dan keduanya sama-sama mencatatkan sembilan kemenangan.
Pertarungan Barca dan Inter bakal menjadi duel dua gaya yang berbeda. Barca asuhan pelatih Hansi Flick dengan karakter menyerang akan melawan tembok pertahanan Inter yang kokoh.
Tim Catalunya itu sementara ini merupakan mesin gol terbanyak dalam kompetisi. Pasukan Flick membukukan 37 gol dalam 12 pertandingan dengan rata-rata 3,08 gol per laga.
Namun, mereka akan berhadapan dengan Inter yang memiliki pertahanan paling kuat di Liga Champions sejauh ini. Pasalnya, dari 12 pertandingan Nerazzurri hanya kebobolan lima gol.
Dari segi momentum, Barca lebih diuntungkan. Pertarungan semifinal ini bak datang di saat yang tepat bagi pasukan Flick karena baru saja mengangkat trofi Copa del Rey yang meningkatkan kepercayaan diri mereka. Setelah meraih Piala Raja Spanyol tersebut dan sebelumnya juga Piala Super Spanyol, Barca masih punya kans di Liga Champions serta La Liga.
"Treble (Copa del Rey, Liga Champions, La Liga) adalah pilihan, tetapi kami harus terus bekerja keras," kata Hansi Flick.
Di kubu Inter, suasananya lebih suram. Sempat digadang-gadang bakal meraih treble, Inter justru tersingkir dari babak semifinal Coppa Italia. Nerazzurri kini juga turun takhta dari puncak klasemen Serie A. Meski ada suasana batin yang kontras, Barca tetap mewaspadai Inter.
"Ini tim yang fantastis, dengan pelatih yang fantastis. Ini akan menjadi kerja keras bagi kami. Mereka memiliki penyerang yang fantastis (Lautaro Martinez) dan bek yang hebat," ucap Hansi Flick.
Barcelona terakhir kali menembus final Liga Champions satu dekade lalu dengan Lionel Messi sebagai bintangnya. Sekarang, Blaugrana mengandalkan bakat generasi baru di tangan Lamine Yamal.
Yamal yang masih berusia 17 tahun sudah memegang peranan kunci di Barca musim ini. Remaja kidal itu selalu diberi kebebasan untuk bergerak seperti yang dilakukan Messi selama bertahun-tahun lalu.
Dia diprediksi menjadi momok yang patut diwaspadai skuad asuhan Simone Inzaghi. Yamal sepanjang musim ini sudah mencetak 14 gol dan 24 assist.
(Football Espana/Bein Sports)