
ASTRONOM untuk pertama kalinya menangkap momen terbentuknya planet baru. Terjadi di dalam cakram gas dan debu yang mengelilingi bintang muda 440 tahun cahaya dari Bumi.
Temuan tersebut dihasilkan melalui pengamatan teleskop Very Large Telescope (VLT) milik European Southern Observatory (ESO).
Melalui pengamatan, terlihat pola spiral pada cakram protoplanet di sekitar bintang HD 135344B. Di bagian dalam pola spiral itu, ilmuwan menemukan sinyal kuat keberadaan calon planet.
Penelitian yang dipimpin oleh Francesco Maio dari Universitas Florence, Italia, dipublikasikan di jurnal Astronomy & Astrophysics, menjadi deteksi pertama kandidat planet yang tertanam di dalam spiral cakram debu.
“Kita mungkin tidak akan pernah bisa menyaksikan pembentukan Bumi, tetapi di sekitar bintang muda ini kita mungkin sedang melihat sebuah planet terbentuk secara langsung,” kata Maio dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (15/10).
Calon planet tersebut diperkirakan berukuran dua kali lebih besar dari Jupiter, berjarak dari bintang induknya sejauh jarak Neptunus ke Matahari. Planet muda ini terdeteksi sedang membentuk lingkungannya sendiri di dalam cakram gas dan debu.
Cakram protoplanet kerap ditemukan di sekitar bintang muda dengan struktur seperti cincin, celah, atau spiral. Pola tersebut diduga disebabkan oleh planet yang sedang terbentuk dan menyapu material di orbitnya. Namun, sebelumnya belum ada bukti visual langsung dari fenomena tersebut.
Pengamatan terhadap HD 135344B sebelumnya telah dilakukan dengan instrumen SPHERE (Spectro-Polarimetric High-contrast Exoplanet REsearch) di VLT. Namun, belum ditemukan bukti adanya planet yang terbentuk di dalam cakram tersebut.
Melalui instrumen terbaru Enhanced Resolution Imager and Spectrograph (ERIS), tim peneliti menemukan titik terang. Terletak di pangkal salah satu lengan spiral, sesuai prediksi teori tentang lokasi planet pembentuk pola spiral.
“Yang membuat temuan ini penting adalah kami dapat mendeteksi sinyal langsung dari protoplanet yang masih tertutup cakram,” ujar Maio yang juga peneliti di Arcetri Astrophysical Observatory, bagian dari Institut Nasional Astrofisika Italia (INAF). “Kami mengamati cahayanya sendiri, bukan pantulannya.”
Temuan Objek Pendamping di Bintang Lain
Dalam penelitian terpisah, tim astronom lain juga menemukan objek pendamping di sekitar bintang muda V960 Mon. Menggunakan instrumen ERIS yang sama, hasil studi dipublikasikan di The Astrophysical Journal Letters pada 18 Juli lalu. Menunjukkan, objek tersebut dapat berupa planet yang sedang terbentuk atau bintang gagal (brown dwarf).
Penelitian yang dipimpin oleh Anuroop Dasgupta dari ESO dan Universitas Diego Portales, Chili, melanjutkan pengamatan sebelumnya menggunakan SPHERE dan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA).
Hasil observasi menunjukkan material di sekitar V960 Mon membentuk pola spiral dan mengalami proses ketidakstabilan gravitasi. Terjadi ketika gumpalan besar material runtuh dan berpotensi membentuk planet.
“Dengan ERIS, kami mencari fragmen padat dan bercahaya yang menandakan keberadaan pendamping di dalam cakram, dan kami menemukannya,” kata Dasgupta.
Jika dikonfirmasi, penemuan ini akan menjadi bukti pertama pembentukan planet atau brown dwarf melalui proses ketidakstabilan gravitasi.
Sumber: Astrobiology