AS Peringatkan Tiongkok, Jangan Nekat di Asia-Pasifik

1 day ago 4
AS Peringatkan Tiongkok, Jangan Nekat di Asia-Pasifik Ilustrasi(Antara)

MENTERI Pertahanan Amerika Serikat (AS) Pete Hegseth mengeluarkan peringatan tegas pada Sabtu (31/5)) mengenai meningkatnya kesiapan militer Tiongkok yang dinilai bertujuan mengubah keseimbangan kekuatan di kawasan Asia-Pasifik. 

Dalam pidatonya di forum keamanan tahunan Dialog Shangri-La di Singapura, Hegseth menegaskan bahwa Amerika Serikat akan terus mempertahankan kehadirannya di kawasan tersebut.

"Ancaman yang ditimbulkan Tiongkok itu nyata dan bisa jadi akan segera terjadi," kata Hegseth seperti dilansir surat kabar Dawn, Minggu (1/6)

Dia menyatakan bahwa Beijing secara kredibel bersiap untuk berpotensi menggunakan kekuatan militer untuk mengubah keseimbangan kekuatan di Indo-Pasifik.

Pernyataan tersebut disampaikan di tengah ketegangan yang terus meningkat antara Washington dan Beijing terkait isu perdagangan, teknologi, serta pengaruh geopolitik. 

Pemerintahan Presiden Donald Trump telah memperketat akses Tiongkok terhadap teknologi utama, termasuk kecerdasan buatan (AI) dan memperkuat aliansi pertahanan dengan negara-negara seperti Filipina yang tengah bersitegang dengan Tiongkok atas klaim wilayah di Laut Cina Selatan.

Menurut Hegseth, militer Tiongkok telah meningkatkan kapasitasnya untuk menyerang Taiwan dan kini secara aktif mengadakan latihan militer sebagai simulasi blokade atau invasi. 

“Amerika Serikat berorientasi kembali pada pencegahan agresi oleh Tiongkok komunis,” ujarnya, sambil mendorong negara-negara sekutu AS di kawasan agar segera memperkuat pertahanan mereka.

Tanggapan dari Beijing

Pidato Hegseth memicu reaksi keras dari Kedutaan Besar Tiongkok di Singapura. Dalam sebuah pernyataan yang diunggah melalui laman Facebook, mereka mengecam isi pidato tersebut sebagai provokatif.

"Pidato itu sarat dengan provokasi dan hasutan," tulis pernyataan kedutaan. 

“Tuan Hegseth berulang kali memfitnah dan menyerang Tiongkok dan tanpa henti membesar-besarkan apa yang disebut ancaman Tiongkok,”

Pernyataan itu juga menyebut Amerika Serikat sebagai aktor utama di balik ketegangan kawasan.

Sebagai bentuk ketidaksenangan, Beijing tidak mengirimkan pejabat tingkat tinggi dari Kementerian Pertahanan ke forum tersebut, melainkan mengutus delegasi dari Universitas Pertahanan Nasional Tentara Pembebasan Rakyat yang dipimpin oleh Laksamana Muda Hu Gangfeng. 

Dalam tanggapannya, Hu mengatakan bahwa tindakan seperti yang dilakukan Hegseth pada dasarnya bertujuan untuk menimbulkan masalah, menciptakan perpecahan, memicu konfrontasi, dan mengganggu stabilitas Asia-Pasifik.

Klaim Laut China Selatan

Amerika Serikat terus menyoroti tindakan Tiongkok di Laut Cina Selatan sebagai bentuk agresi regional. 

Beijing dikritik karena membangun dan mempersenjatai pulau-pulau buatan serta mengganggu negara-negara tetangganya. 

Meski Pengadilan Arbitrase Internasional telah menyatakan klaim Tiongkok atas hampir seluruh perairan tersebut tidak sah, Beijing tetap bersikukuh atas haknya.

Dalam beberapa bulan terakhir, insiden bentrokan antara Tiongkok dan Filipina di wilayah tersebut semakin sering terjadi. Ketegangan ini diprediksi menjadi topik utama dalam forum keamanan Singapura.

Saat Hegseth berbicara, militer Tiongkok mengumumkan pelaksanaan patroli tempur rutin di sekitar Beting Scarborough, wilayah yang disengketakan antara Tiongkok dan Filipina.

Seruan bagi Sekutu

Hegseth menegaskan kembali bahwa kawasan Indo-Pasifik merupakan prioritas strategis bagi Amerika Serikat. 

Dia menjamin bahwa AS tidak akan membiarkan Tiongkok mendominasi wilayah tersebut ataupun mengancam sekutu-sekutunya.

"Kami akan memastikan Tiongkok tidak dapat mendominasi kita atau sekutu dan mitra kita," sebutnya.

Dia juga menegaskan kembali komitmen Presiden Trump terhadap keamanan Taiwan dan kerja sama pertahanan dengan mitra utama seperti Jepang dan Filipina.

Namun, Hegseth juga menekankan pentingnya kontribusi lebih besar dari sekutu-sekutu AS di Asia. 

Dia mengajak mereka untuk mengikuti langkah negara-negara Eropa, termasuk Jerman, yang telah berkomitmen untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan hingga mencapai 5% dari PDB. 

“Sekutu Asia harus melihat negara-negara di Eropa sebagai contoh baru,” tegasnya seraya menambahkan bahwa pencegahan tidak datang dengan murah.

Dituding melanggar kesepakatan

Pidato Hegseth muncul di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok. 

Presiden Trump baru-baru ini menuduh Beijing melanggar kesepakatan penurunan tarif yang telah disepakati sebelumnya. 

Meskipun kedua belah pihak sempat sepakat untuk menangguhkan perang tarif selama 90 hari, perundingan tampaknya mengalami kebuntuan.

Dengan meningkatnya persaingan geopolitik dan militer, dinamika hubungan AS-Tiongkok terus menjadi fokus utama dalam forum-forum internasional, termasuk Dialog Shangri-La yang menjadi panggung perdebatan terbuka antara kekuatan besar dunia tersebut. (Fer/I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |