
SETELAH sembilan tahun konsisten menginisiasi program-program literasi, dalam gelaran Festival Literasi Nasional 2025 lalu, Nyalanesia resmi meluncurkan aplikasi Nyalanesia.id, sebuah aplikasi terintegrasi yang menggabungkan seluruh program, platform, dan komunitas unggulannya dalam satu ekosistem digital.
Aplikasi ini dirancang untuk memudahkan akses pembelajaran, kolaborasi, pengembangan kompetensi, dan publikasi karya bagi guru serta siswa di seluruh Indonesia.
Melalui aplikasi ini, pengguna dapat mengakses berbagai program literasi, pelatihan guru, marketplace literasi, hingga forum komunitas pendidikan dalam satu genggaman.
Perjalanan dan Inovasi Nyalanesia
Nyalanesia memulai perjalanannya pada 23 Mei 2016 di sebuah sekolah inklusif di Surakarta dengan menghadirkan program menulis buku untuk siswa dan guru.
Inisiatif sederhana ini kemudian berkembang menjadi Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional (GSMB Nasional), yang kini telah menjangkau ratusan ribu peserta dari 38 provinsi di Indonesia dan menyalurkan lebih dari Rp4 miliar dana pemberdayaan pendidikan.
Kepala Sekolah dari SMP Negeri 6 Singaraja Nyoman Sudiana, salah satu peserta program GSMB Nasional, menyampaikan dampak positif yang dirasakan sekolahnya setelah mengikuti program ini.
“Program yang saya ikuti yaitu GSMB Nasional, sangat bermanfaat sekali terutama di sekolah saya sendiri salah satunya adalah mendapatkan Adiwiyata Mandiri Terbaik karena membuat buku yang berisi cerita tentang lingkungan hidup. Jadi tahun 2024 kita mendapatkan adiwiyata mandiri nasional berkat Nyalanesia,” ujarnya.
Selain itu, menyadari bahwa literasi saat ini tidak hanya mencakup kemampuan baca-tulis, Nyalanesia juga menghadirkan Sekolah Literasi Nasional (SLN) sebuah program inovatif yang mendukung penguatan 6 literasi dasar (baca-tulis, numerasi, digital, finansial, sains, budaya & kewargaan), pembelajaran berbasis proyek (P5), serta pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam pembelajaran.
Selain itu, festival literasi daerah merupakan program pengembangan literasi sekolah terpadu yang diselenggarakan oleh Nyalanesia berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah.
Program ini merupakan versi peningkatan dari program GSMB Nasional atau Sekolah Literasi Nasional, yang didesain khusus bersama Pemerintah Daerah.
Yanuar Nugroho, pendiri dan penasihat Nalar Institute, yang menjadi salah satu pembicara dalam Festival Literasi Nasional 2025, menyampaikan bahwa ia menyambut sangat gembira undangan dari Nyalanesia untuk hadir di Festival Literasi Nasional.
Ia juga menyampaikan baru kali ini mengetahui yang dikerjakan Nyalanesia, yaitu membangun literasi, bekerja sama-sama dengan komunitas pendidik, guru, sekolah, siswa, dan berhasil dalam waktu yang relatif singkat di usia 9 tahun dan melibatkan 4.000 lebih sekolah.
“Bagi saya, ini luar biasa. Acara ini sendiri sangat menyenangkan bukan hanya substansi, tapi ketika lebih dari 500 guru dan siswa hadir di sini dari seluruh indonesia, datang dengan biaya sendiri berbagi cerita berbagi pengalaman, menurut saya itu sangat menyenangkan dan yang paling penting adalah menumbuhkan semangat,” ujarnya.
Di acara Festival Literasi Nasional 2025 ini, Nyalanesia sekaligus meluncurkan program-programnya di tahun 2025 yang mulai tahun ajaran baru nanti sudah dapat terintegrasi dalam sebuah aplikasi yaitu Nyalanesia.id.
Nyalanesia juga mengembangkan beragam inisiatif program publikasi karya dan peningkatan kapasitas guru dan dosen seperti Akademisi Menulis Buku (AMB), NextGen Teacher Academy, dan Learning Management System melalui Nyalaakademi.
Seluruh program ini kini akan terhubung secara menyeluruh melalui aplikasi Nyalanesia.id, menjadikannya pusat digital untuk transformasi pendidikan yang menyeluruh, kolaboratif, dan berkelanjutan.
Dalam sambutannya di acara Festival Literasi Nasional, Founder Nyalanesia Lenang Manggala menyampaikan, “Mulai tahun ajaran baru nanti, semua program, platform dan komunitas yang Bapak/Ibu butuhkan dan sukai, akan hadir dalam 1 aplikasi terintegrasi: Nyalanesia.id. Sebuah aplikasi terintegrasi yang menggabungkan seluruh program, platform, dan komunitas Nyalanesia dalam satu genggaman. Di sinilah guru dan siswa bisa belajar, berkarya, berkolaborasi, dan tumbuh bersama." (Z-1)