7 Fakta Penting tentang Peningkatan Aktivitas Gunung Tangkuban Perahu yang Wajib Diketahui

1 day ago 7
7 Fakta Penting tentang Peningkatan Aktivitas Gunung Tangkuban Perahu yang Wajib Diketahui Foto screenshot Badan Geologi terkait kondisi Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu.(MI/Depi Gunawan)

Gunung Tangkuban Perahu, salah satu destinasi wisata yang terkenal di Jawa Barat, baru-baru ini mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan. Aktivitas ini memunculkan tanda-tanda yang mengingatkan pada pola yang terjadi sebelum erupsi freatik pada tahun 2019.

Berikut adalah beberapa fakta penting terkait peningkatan aktivitas Gunung Tangkuban Perahu yang perlu diketahui oleh masyarakat dan wisatawan.

1. Peningkatan Aktivitas Gempa Hembusan

Pada awal Juni 2025, tercatat adanya peningkatan signifikan dalam aktivitas gempa hembusan di Gunung Tangkuban Perahu. Pada 2 Juni 2025, jumlah gempa hembusan mencapai 13 kali dengan amplitudo antara 1,5 hingga 10 mm dan durasi 30 hingga 50 detik.

Selain itu, 134 kali gempa frekuensi rendah juga tercatat dengan amplitudo 1,5 hingga 12 mm dan durasi 10 hingga 29 detik. Aktivitas ini terus berlanjut hingga 3 Juni 2025 dengan peningkatan jumlah gempa frekuensi rendah yang cukup signifikan.

2. Polanya Mirip dengan Sebelum Erupsi Freatik 2019

Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Perahu ini mengingatkan pada pola yang terjadi sebelum erupsi freatik pada tahun 2019.

Sebelum erupsi tersebut, terjadi inflasi (pembengkakan tubuh gunung) yang disertai dengan peningkatan kegempaan. Pola yang sama kini mulai terlihat, yang menunjukkan adanya potensi yang perlu diwaspadai.

3. Meningkatnya Intensitas Hembusan Gas

Selain peningkatan aktivitas gempa, intensitas hembusan gas dari kawah Gunung Tangkuban Perahu juga meningkat. Hembusan gas ini terjadi lebih sering, menandakan adanya perubahan kondisi di dalam tubuh gunung.

Inflasi yang terjadi menunjukkan adanya akumulasi tekanan di kedalaman dangkal gunung yang berpotensi memicu erupsi. Hal ini menjadi salah satu indikator yang perlu diperhatikan oleh pihak berwenang.

4. Potensi Erupsi Freatik

Salah satu potensi yang muncul dari peningkatan aktivitas ini adalah kemungkinan terjadinya erupsi freatik.

Erupsi jenis ini bisa terjadi tanpa gejala vulkanik yang jelas sebelumnya, mengingat adanya interaksi antara air dan panas dari magma atau material panas di dalam gunung api.

Erupsi freatik dapat disertai dengan hujan abu, lontaran material, dan semburan gas yang berbahaya di sekitar kawah.

5. Warga dan Wisatawan Diimbau untuk Waspada

Meski Gunung Tangkuban Perahu masih berada dalam status Level I (Normal), Badan Geologi telah mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tetap waspada.

Wisatawan diingatkan untuk tidak mendekati dasar kawah, tidak berlama-lama di area kawasan kawah aktif, dan tidak menginap di kawasan tersebut.

Mengingat tingginya curah hujan yang terjadi di sekitar gunung, potensi erupsi freatik bisa meningkat, sehingga kewaspadaan sangat penting.

6. Penyebab Peningkatan Aktivitas

Peningkatan aktivitas vulkanik ini diduga disebabkan oleh adanya akumulasi tekanan yang terjadi di kedalaman dangkal gunung.

Interaksi antara air hujan dan material panas di bawah permukaan gunung bisa memicu peningkatan intensitas hembusan gas dan kegempaan. Hal ini menambah risiko terjadinya erupsi freatik yang bisa membahayakan wilayah sekitar.

7. Tindakan yang Perlu Diambil

Badan Geologi mengimbau agar masyarakat dan wisatawan mengikuti perkembangan informasi resmi yang dikeluarkan oleh pihak berwenang.

Pemantauan yang terus-menerus akan dilakukan untuk mengamati perubahan kondisi vulkanik, dan masyarakat diminta untuk tidak mengabaikan peringatan yang ada.

Kesimpulan

Peningkatan aktivitas di Gunung Tangkuban Perahu sejak pertengahan Mei 2025, terutama pada awal Juni, menunjukkan adanya tanda-tanda yang perlu diwaspadai.

Meskipun status gunung masih normal, peningkatan aktivitas gempa, hembusan gas, dan inflasi tubuh gunung menunjukkan adanya potensi erupsi freatik.

Masyarakat dan wisatawan diimbau untuk selalu waspada dan mengikuti informasi resmi yang diberikan oleh Badan Geologi agar dapat menghindari risiko yang lebih besar.

Dengan terus memantau perkembangan aktivitas vulkanik, diharapkan kita semua bisa lebih siap menghadapi potensi bahaya yang mungkin timbul dari Gunung Tangkuban Perahu. (Ant/Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |